Mental health saat ini situasinya sangat dinamis dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti peristiwa global, nasional, dan individu. Mental health dapat berubah seiring waktu sesuai perkembangan teknologi dan perkembangan zaman. Sering sekali ditemui remaja yang mengalami depresi. Tingkat depresi yang tinggi adalah masalah yang serius dan perlu ditangani. Sehingga mengharuskan adanya pembahasan cara agar tingginya tingkat depresi ini dapat dkurangi bahkan dihilangkan. Salah satu caranya yaitu dengan pendidikan karakter dan pendidikan kewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan dapat membantu anak memahami tentang hak asasi manusia, hak anak, dan tanggung jawab sebagau warga negara. Hal tersebut dapat memberikan anak-anak rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap diri sendiri dan komunitas mereka. Kemudian melalui pemahaman tersebut dapat mengembangkan rasa kontrol atas hidup mereka sendiri. Mereka dapat membuat keputusan yang baik, menghormati perbedaan, dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan politik. Dengan begitu, akan memberikan perasaan memiliki peran yang penting dalam masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka.
Belajar tentang keaneragaman, anak-anak dapat mengembangkan pemahaman mengenai perbedaan budaya, agama, dan pandangan yang ada di sekitarnya. Mereka dapat belajar menghargai dan menghormati perbedaan, serta memahami bahwa setiap individu memiliki hak untuk dihormati dan diakui. Pembelajaran tentang pluralisme dapat mengurangi prasangka dan diskriminasi. Mereka dapat belajar melihat keaneragaman sebagai kekayaan dan sumber kekuatan dalam masyarakat, bukan sebagai ancaman. Dapat belajar untuk menghormati hak-hak individu tanpa memandang latar belakang budaya, agama, atau pandangan mereka. Ini dapat meningkatkan kesejahteraan mental health, karena mereka merasa diterima dan dihormati tanpa harus menyembunyikan identitas atau keyakinan mereka. Penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, di mana anak-anak dapat berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya, agama, dan pandangan. Ini dapat membantu mereka memperluas wawasan mereka, membangun hubungan yang kuat, dan mengembangkan sikap yang inklusif.
Pendidikan Kewarganegaraan juga mencakup keterlibatan sosial, seperti debat atau proyek sosial yang memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk terlibat dalam aktivitas sosial yang positif. Sehingga memberikan dampak positif, yaitu mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka. Dengan debat, anak-anak dapat belajar berpikir kritis, menyampaikan pendapat, dan mendengarkan sudut pandang orang lain yang dapat membantu mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik. Proyek sosial dapat melibatkan anak dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Yang dapat memberikan rasa memiliki peran yang penting dalam masyarakat dan meningkatkan rasa tanggung jawab sosial.
Pendidikan Kewarganegaraan juga mencakup tentang kesehatan mental dan dukungan psikologis yang membantu anak memahami pentingnya merawat kesehatan mental dan mencari bantuan jika diperlukan. Mengenali dan memahami perasaan dan emosi  sangat diperlukan. Agar dapat belajar strategi untuk mengelola stress, meningkatkan kesejahteraan emosional, dan membangun ketahanan mental. Kesehatan mental yang baik merupakan bagian integral dari kesejahteraan secara keseluruhan.
Pembelajaran tentang dukungan psikologis dapat membantu dalam memahami bahwa penting untuk mencari bantuan apabila mengalami kesulitan emosional. Mereka dapat belajar tentang sumber daya yang tersedia, seperti konselor sekolah atau layanan kesehatan mental, dan bagaimana cara mengaksesnya. Ini dapat membantu mengurangi stigma terkait dengan masalah kesehatan mental dan mendorong anak-anak untuk mencari bantuan yang mereka butuhkan.
Penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung di sekolah dan masyarakat di mana anak-anak merasa nyaman untuk berbicara tentang kesehatan mental mereka. Ini dapat mencakup menyediakan sumber daya dan dukungan yang tepat, serta mengedukasi staf dan orang tua tentang pentingnya kesehatan mental anak-anak.
Namun, pada beberapa kasus pendidikan kewarganegaraan dijalankan dengan cara otoriter, membatasi kebebasan berpendapat, serta tidak memahami dan menghormati keragaman pandangan. Hal tersebut dapat memberikan dampak negatif pada mental health anak. Deskriminasi, prasangka, dan ketidakadilan dalam pendidikan kewarganegaraan juga dapat merugikan kesejahteraan mental health anak.
Penting untuk memastikan bahwa pendidikan kewarganegaraan dirancang dengan sangat baik, inklusif, dan mendukung perkembangan kesejahteraan mental anak. Orang tua dan dukungan keluarga sangat penting dalam mempromosikan mental health anak. Dengan demikiam, pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam kesejahteraan mental jika dijalankan dengan benar dan memperhatikan kepentingan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H