Lalu dimana tauladan yang telah dicontohkan oleh Joko Widodo selama ini? Fanatisme para pendukung Joko Widodo hanya berada pada tataran gimmick. Mereka lebih bangga wara-wiri jalan dengan menggunakan baju kotak-kotak.
Sementara tauladan yang mereka klaim ada pada diri Joko Widodo justru tidak pernah terasa. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menularkan sifat luhur dan perilaku positif kepada orang lain. Jika yang terjadi sebaliknya, perlukah kita menanyakan bagaimana sosok Joko Widodo yang sebenarnya?
Ataukah ini memang terjadi karena bom pencitraan yang dilakukan Joko Widodo terlalu massif. Sebab, efek lebih serius dari bo pencitraan adalah tereduksinya social trust. Publik kehilangan institusi social yang mampu meng-guidance mereka kearah netral yang lebih berimbang. Dengan bom pencitraan, publik seakan-akan dipaksa untuk selalu berpihak pada kepentingan elit-elit tertentu. Masyarakat terpolarisasi berdasarkan kekuatan pencitraan elit. Relasi social menjadi renggang, kecurigaan social meningkat, masyarakat akhirnya hidup dalam tekanan pihak tertentu yang berkepentingan. Dan itu terjadi saat ini, di masyarakat kota Jakarta.
Sumber :
http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1903001/hina-ulama-hmi-demo-timses-jokowi-ahok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H