Isu utama sih soal aksi bela Islam terkait " penistaan" agama yang dilakukan Ahok,tidak ada muatan politik,tidak ada motif politik,tidak ada aksi dukung politik pada calon Gubernur Jakarta,pokoknya murni masà agama,fokus masalah agama.
Bahwa demo damai tersebut kemudian punya implikasi politik yang merugikan salah satu calon Gubernur Jakarta,cenderung menyudutkn Pemerintahan Jokowi- JK,maka hal tersebut anggap saja sebagai efek samping yang diharapkan oleh oknum yang " menunggangi aksi demo damai tersebut
Isu " SARA" berhasil dihembuskan untuk menaikan elektabilitas calon Gubernur Jakarta disatu sisi sedang disisi lain mampu menggoyang Pemeahan Jokowi- JK,dari situ kian jelas ada kepentingan " politik ” dibalik aksi demo damai 2-12-2016 mendatang.
Kepentingan politiknya apa,paling seputaran " harta,tahta dan agama/ Three G...Gold,Glory and Gospel",.Terkait hal tersebut dibutuhkan kearifan bersama agar konflik kepentingan tersebut bisa diakomodir semua pihak agar tercapai " win win solution " tanpa timbulkan gejolak sosial yang berarti.
Gejolak sosial di akar rumput sangat tidak diharapkan bagi semua pihak,sebab lebih banyak merugikan daripada menguntungkan,emosi masa yang dibakar dengan gunakan isu " agama" untuk tujuan mendaatkan keuntungan " politik " bagi sekelompok kecil orang tàpi merusak tatanan politik kenegaraan secara keseluruhan sangat tidak bagus bagi masa depan NKRI.
Bahwa Indonesia punya beragam masalah memang benar,alangkah baiknya masalah tersebut diselesaikan dengan kepala dingin ,tidak lewat " demo " jalanan yang selain tidak selesaikan masalah justru nambah masalah...
Sebaiknya para " elite " politik mau duduk bersama,untuk mencari titik temu agar kepentingan para elite politik bisa diakomodir tanpa timbulkan gejolak politik diakar rumput.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H