Julukan buat Ahok oleh lawan politiknya adalah Ahok si mulut " comberan " ,sebab Ahok sering keuarkan ucapan ucapan " pedas " yang bikin telinga merah karena marah dengar ucapan Ahok,dari ucapan Ahok memang punya sisi positif sekaligus sisi negatif,ancaman Ahok diserai tindakan tegas bagi aparat yang tidak disiplin bikin pelayanan publik semakin baik dibawah kepemimpinan Ahok,sisi negatifnya ya....mulutmu harimau kamu ..artinya Ahok dapat serangan balik akibat omongannya.
Pilkada Jakarta memang timbulak tekanan fisik,psikis dan beban pikiran yang berat,akibatnya alami lelah fisik dan lelah psikis berat bila istirahat kurang,akibat lebih lanjut kendali diri kurang,mudah tersinggung,temperamental.
Itulah yang lagi dialami Ahok ketika menghadiri sidang atas peristiwa yang menimpanya,ucapan Ahok dinilai menyinggung perasaan,sekaligus Ahok " keceplosan " ngomong soal berita " penyadapan " yang belum diverifikasi kebenarannya,kalo toh benar tidak sepantasnya diungkap karena berpotensi melanggar Hukum.
Nasi telah jadi bubur ,untuk kesekian kalinya Ahok harus menerima konsekwensi akibat omongan Ahok yang dinilai bagi sebagian pihak " menyinggung perasaan ,sekaligus  berpotensi melanggar hukum.
Akibat lebih lanjut Ahok harus menerima akibat yaitu makin banyak pihak yang tidak suka pada Ahok,apakah berakibat elektabilitas Ahok menurun????waktu yang membuktikan.
Intinya adalah saat ini Ahok sedang jadi " incaran " untuk diserang, Ahok jadi incaran untuk " di bully " agar keterpilihan Ahok sebagai Gubernur Jakarta....tinggal dicari saja celahnya,bila ditemukan ya dilanjut di besar besarkan dan disebar viral di media sosial dan itulah yang sedang dialami Ahok.
Dramatisasi kasus Ahok adalah harga yang harus dibayar,tujuannya jelas agar Ahok kalah dalam Pilkada Jakarta Febuari 2017 pada tanggal 15 nanti..
Persoalannya memang seputar Pilkada Jakarta,tapi hiruk pikuknya nyebar viral di media sosial,sedang dalam realitas sehari hari ya aman,tentram damai sejahtera ....amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H