Dengan berhasil ditaklukan nya Prabowo Subianto lewat pemberian jabatan sebagai Menteri Pertahanan, bisa dikatakan secara" politis" karir Prabowo Subianto sudah tamat.
Prabowo Subianto telah kehilangan" momentum" yang sangat jarang terjadi demi sekedar jabatan Menteri Pertahanan yang " secara politik" kurang signifikan pengaruhnya, walaupun diawal beliau memegang jabatan tersebut digembar-gemborkan bahwa jabatan menteri pertahanan itu sangat strategis dan sangat powerfull.
Bisa dikatakan bila Prabowo Subianto akan maju sebagai calon presiden periode mendatang (2024-2029) cuma sekedar menambah daftar riwayat hidup bahwa ybs tercatat sebagai calon presiden tiga kali berturut-turut dengan hasil kalah dan " menyakitkan".
Bahwa Prabowo Subianto adalah sosok yang hebat, cerdas, nasionalis sejati dan yang utama sangat" welas asih" semua pihak mengakuinya.
Ternyata hal tersebut belum cukup, masih dibutuhkan hal yang lain yaitu yang namanya" nasib" atau " momentum " atau apapun istilahnya yang ujung ujungnya bisa disebut sebagai belum" rejekinya ".
Tidak terpilih sebagai" Presiden " bukan sesuatu yang aib, akan lebih baik jika Prabowo Subianto mau bersikap realistis dan lebih berperan sebagai " king maker "..
Pertanyaan tersebut terpulang kepada kubu Prabowo Subianto untuk bisa menerima kenyataan walaupun memang terasa pahit.
Lebih baik menerima kenyataan sepahit apapun kenyataan tersebut dari pada menerima khayalan, seindah apapun khayalan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H