Mohon tunggu...
usman santosa
usman santosa Mohon Tunggu... Dokter - ...

Pencinta Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akibat "Fatwa" Mahfud MD, Setnov Kian Terpuruk

25 November 2017   19:45 Diperbarui: 25 November 2017   20:00 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ucapan Mahfud MD terkait Setnov dengan bahasa yang mudah dimengerti,logis,tidak berbelit belit,langsung menyerang di jantung pertahanan dan sangat "mematikan"berakibat kubu Setnov tidak berkutik.

Apalagi beragam lembaga survey menampilkan data yang sangat menyedihkan terkait DPR,dan Partai GOLKAR dengan menjadikan Setnov sebagai faktor penyebab keterpurukan DPR dan Partai GOLKAR.

Citra Setnov yang kian terpuruk,sebabkan siapapun juga berusaha menjaga "jarak",artinya dalam pertemanan pribadi masih terjaga baik,tapi demi kepentingan "pencitraan"berusaha seolah lepas tangan.

Setnov dalam level individu mungkin masih bisa tertolong mengingat pribadi Setnov yang santun,rendah hati dan suka menolong.

Tapi Setnov secara politik mungkin untuk sementara tenggelam dulu,bisa saja Setnov tampil di panggung Nasional nanti dalam musim Pemilu 2019.

Saat ini masyarakat lebih percaya "fatwa"Mahfud MD terkait kasus yang sedang dihadapi Setnov dibanding tim penasehat hukum Setnov,akan menjadi sia sia bila kubu Setnov berusaha melawan opini publik tersebut.

Lepas soal benar atau salah terkait kasus yang sedang dihadapi Setnov,yang jelas publik sudah memberi vonis Bersalah untuk Setnov.

Bisa saja opini tersebut berubah jika Setnov bisa menang dalam gugatan praperadilan .

Selama belum ada putusan praperadilan,sebaiknya Setnov "tiarap" dulu,menghindari sorotan publik,akan lebih baik bila tim penasehat hukum Setnov tidak memperkarakan pihak pihak yang bersikap negatif terhadap Setnov.

Sebab berkonfrontasi dengan opini publik cuma menambah musuh,sekaligus kontra produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun