Baru tiga hari menjabat sebagai Gubernur ,Jakarta sudah dilanda banjir disusul dengan kemacetan parah disekitar areal banjir, netizenpun sebagian ramai ramai membully Anies Baswedan .
Persoalan banjir Jakarta adalah soal klasik,lebih 65 persen wilayah Jakarta terletak dibawah permukaan laut,akibatnya Jakarta rutin terima banjir baik ketika laut pasang maupun ketika hujan tiba.
Yang telah dilakukan PEMDA Jakarta dalam atasi banjir beragam,hasilnya tetap banjir,tapi diusahakan cepat reda karena tersedia pompa hisap didaerah langganan banjir.
Terkait banjir yang barusan terjadi perlu diteliti lebih mendalam tentang penyebabnya kok lama surutnya padahal pompa hisap tersedia baik yang menetap maupun yang bisa berpindah.
Sudah ada pihak yang bertanggung jawab dalam atasi banjir tersebut sejak level Walikota, Camat, Lurah, Petugas penjaga pompa dsb,dari situ bisa dilacak dimana letak kesalahannya,apakah sistem berjenjang sudah berjalan atau belum,apakah sistim pencatatan,pelaporan,cepat tanggap sudah bekerja sesuai prosedur atau belum dsb.
Mengatasi persoalan banjir Jakarta sudah ada orang,peralatan,sistim yang mengaturnya, sebetulnya tidak susah amat untuk menemukan pihak yang bisa dimintai pertanggungjawaban.
Sudah saatnya persoalan banjir Jakarta secara terbuka bisa diketahui oleh masyarakat pihak mana saja yang bisa dipantau,berikut sistim dan peralatan pendukung dalam atasi banjir.
Keterbukaan informasi berdampak pelibatan masyarakat dalam atasi banjir meningkat,masyarakat bisa memberi laporan saluran air yang tersumbat, pendangkalan sungai yang terjadi,pompa air yang mati,Petugas yang lamban dsb.
Intinya soal banjir Jakarta ini bisa jadi tanggung jawab bersama sesuai kesanggupan dan kewenangan yang dimiliki,disaat yang sama sikap saling menyalahkan bisa dikurangi.
Bisa saja dibentuk komunitas peduli banjir Jakarta untuk secara periodik memeriksa,mengevaluasi kesiapan Jakarta. dalam hadapi banjir.
Harapannya jelas waktu terjadinya banjir bisa dipersingkat,kalo perlu ditiadakan untuk beberapa kawasan.