Divestasi saham PT Freeport Indonesia senilai 10%(1,7 milyard us dollar) yang dituntut pihak Indonesia sudah dikeluarkan oleh PTFI,tinggal pihak Indonesia cari duit untuk bayarnya.
Masalahnya adalah  PT FI tahun 2021 ijinnya sudah berakhir,artinya sekitar 4-5 tahun lagi bila ijin tidak diperpanjang tanpa keluar duit 100% Freeport Indonesia jadi milik Indonesia.
Logikanya ngapain harus keluà r duit banyak,kalo sabar sedikit saja tanpa keluar duit Freeport sudah jadi milik Indonesia.
Sebagai orang yang tidak tahu soal  seluk beluk PT Freeport Indonesia secara detail,ada dua kepentingan yang harus diakomodir yaitu kepentingan pihak PT FI yang ingin ijinnya diperpanjang dan kepentingan pihak Indonesia yang ingin jadi pemegang saham mayoritas di PT FI.sementara pihak Indonesia tidak punya duit untuk beli saham PTFI.
Usulan saya sih sederhana yaitu pihak Indonesia tanpa keluar duit tapi bisa memiliki saham mayoritas yaitu lebih dari 50%,kok bisa???kan tahun 2021 ijin PT FI sudah berakhir,jadi sudah jadi sepenuhnya milik Indonesia(100%),kepemilikan Indonesia tersebut dihitung sebagai saham,tinggal PT FI keluar duit lagi untuk bangun smelter,listrik tenaga air dsb.
Disitulah juru runding Indonesia menentukan komposisi kepemilikan PT FI yang baru setelah tahun 2021,melibatkan kelompok independen yang ahli dan disepakati kedua belah pihak agar adil sangat perlu.
Semoga teror Bom di Jakarta tidak melupakan perhatian kita soal Freeport,harapannya sih sederhana,yaitu " win win solution " saya kira 49 tahun PT FI beroperasi sudah cukup lama,dan perlu duduk bersama untuk cari titik temu,kasihan juga kalo masyarakat Papua sekitar lokasi PT FI merasa diperlakukan tidak adil.mereka juga berhak dapat berkah dari keberadaan PT FI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H