Di era digital ini ada beberapa tantangan yang dihadapi pemimpin diantaranya, dalam komunikasi dan kolaborasi virtual, pengambilan keputusan dan tindakan yang harus hati-hati, dan yang terakhir gaya kepemimpinan yang masih bersifat konvensional. Tetapi ada hal yang dapat dilakukan untuk menjadi pemimpin yang baik di era digital di antaranya, memahami perkembangan teknologi dan mampu beradaptasi dengan teknologi modern, membiasakan budaya inovasi baru, menggunakan data untuk pengambilan keputusan, memahami kebutuhan kepentingan orang lain, dan bekerja sama untuk terciptanya tujuan bersama.
Menurut William G. Scott Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan kelompok agar mencapai tujuan. Jiwa kepemimpinan mempunyai sikap tanggung jawab, dalam Tindakan baik secara fisik maupun spiritual menentukan keberhasilan aktifitas kerja dari yang dipimpin, jiwa kepemimpinan tidak akan ada kesamaan disetiap individu dikarenakan jiwa kepemimpinan tumbuh dalam diri yang dibangun secara mandiri dalam keadaan sadar disetiap jiwa individu tersebut.
Membangun jiwa kepemimpinan sejak dini sangatlah diperlukan karena landasan dasar kepemimpinan sejak dini akan menjadi dasar jiwa yang baik dimasa depan dan akan terciptanya generasi pemimpin yang jujur, Amanah, dan berjiwa nasionalisme dimasa yang akan datang. Sikap jiwa kepemimpinan harus dimiliki dalam diri setiap individu, pembelajaran kepemimpinan harus diterapkan di jenjang sekolah sedini mungkin kepada peserta didik.
Dalam mengimplentasikan pembelajaran jiwa kepemimpinan, peran pendidik perlu menciptakan gaya metode pembelajaran yang lebih menarik dan relevan, di setiap aktifitas belajar pembelajaran. Salah satunya dengan cara memanfaatkan teknologi, seperti menayangkan vidio animasi yang berisi dasar-dasar jiwa kepemimpinan. Pembelajaran audiovisual ini dapat membantu siswa menumbuhkan sikap dasar pemimpin.
Pendidik penting memperkenalkan tokoh-tokoh pahlawan nasional, seperti bapak Ki Hajar Dewantara mencetuskan semboyan pendidikan Indonesia, yaitu Adigum Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani Semboyan ini merupakan pedoman bagi guru atau pengajar dalam membimbing murid-muridnya. Tokoh pahlawan nasional ini juga dapat meningkatkan kesadaran kecintaan menghargai jasa pahlawan yang berjasa kepada negara dan membuka wawasan peserta didik.
Membuka ruang diskusi untuk jenjang sekolah menengah atas dan mahasiswa tentang pentingnya sikap jiwa kepemimpinan juga dapat meningkatkan sikap disiplin penuh, pembelajaran kepemimpinan haruslah relevan dengan perkembangan zaman, integrasi teknologi, media, adalah kunci terciptanya jiwa pemimpin yang diharapkan dalam diri individu. Dengan pendekatan metode pembelajaran yang kreatif dan relevan, peserta didik akan memiliki rasa jiwa kepemimpinan yang tinggi dan disiplin.
Membangun jiwa kepemimpinan di era digital bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan pemahaman yang mendalam tentang teknologi, kolaborasi, dan pengambilan keputusan yang berbasis data, pemimpin dapat mengatasi tantangan yang ada. Lebih dari itu, pendidikan kepemimpinan yang diterapkan sejak dini akan menciptakan generasi pemimpin yang mampu menghadapi perubahan zaman dengan bijaksana. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk menciptakan metode pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman agar jiwa kepemimpinan dapat berkembang dengan baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI