Sungguh sangat tidak mengenakkan ketika membaca dan mendengar berita 49.443 PTT Perawat dan Bidan yang akan di-PNS-kan. Mengapa? Bukan karena iri hati, melainkan karena sebuah ketimpangan pemeritah tanpa melihat jasa dan abdi pekerja atau Pegawai Tidak Tetap (PTT) di bidang yang luar biasa peranannya dalam membangun bangsa dan negara.
PTT (Pegawai Tidak Tetap) yang saya maksudkan adalah para Operator Sekolah (OPS). Saya menulis di Kompasiana dengan tujuan agar maksud dari tulisan ini dapat sampai ke level penguasa.
Mungkin bagi yang belum mengenal apa itu OPS, Insya Allah di tulisan ini akan saya jelaskan. Mungkin juga bagi yang belum tahu betapa lelahnya pekerjaan OPS, juga akan saya jelaskan di tulisan sederhana ini.
Apa itu OPS dan Apa Pekerjaan OPS? Jawaban sederhananya adalah mereka yang rata-rata PTT dengan pekerjaan rata-rata lembur membantu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menginput data yang menjadi kebutuhan untuk memetakan dan mengisi kekosongan data pendidikan di Kemdikbud.
Berapa Besar Gaji OPS? Jawaban rata-ratanya adalah Rp.300.000,-/bulan, tanpa jaminan apapun.
Bermanfaatkah OPS? Jika Bapak/Ibu atau Saudara/i memiliki putra-putri di bangku sekolah, yang menginput datanya sehingga memiliki NISN, dapat mengikuti US atau UN, dapat Bantuan Siswa Miskin (BSM) siapa?
Kemudian, Jika Bapak/Ibu atau Saudara/i memiliki keluarga yang menjadi guru, kemudian guru tersebut dapat tunjangan sebesar gaji pokok tiap bulan, itupun atas kerja rekan-rekan OPS. bahkan, Administrasi guru sekalipun dikerjakan oleh mereka.
Lantas, Apa Bedanya PTT Bidan dan Perawat dibandingkan OPS? Memang ketiganya adalah pekerja keras. Namun, PTT Perawat dan Bidan rata-rata honornya tinggi, dan mereka rata-rata mendapat jaminan kesehatan ataupun lainnya. Sementara, OPS jaminan rutinnya adalah menunggu asih dari Kepala Sekolah dan Guru yang mendapat sertifikasi, itupun kalau ada.
Mengapa PTT/OPS Disepelekan? Jawabannya adalah karena ketidakkompakkan. Mengapa? Lihatlah, bagaimana jatah K2 mereka diambil alih oleh yang awalnya guru, tiba-tiba CPNSnya menjadi tenaga administrasi. Kemudian, Ketika Para Honorer K2 berdemo sana-sini, mereka hanya kompak memperjuangkan nasib pribadi. Setelah mereka mendapat apa yang diinginkan, tinggal tertawa dan mengusap tangan.
Sebagai contoh, berapa banyak Group di Facebook yang mengatasnamakan Forum GTT/PTT, namun ketika anggota lain membahas masalah nasib Saudaranya yang lain, malah mereka didelcon. Miris... Mungkin mereka takut aibnya diketahui semua orang.
Jika OPS Mengundurkan Diri? Jelas, pekerjaan mereka akan diambil alih oleh K2 busuk yang awalnya menjadi guru, tiba-tiba CPNSnya berubah menjadi Tenaga Administrasi.