Mohon tunggu...
usman gazali
usman gazali Mohon Tunggu... -

vamos

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hanya SBY yang Mampu Memulihkan Citra Demokrat

12 Maret 2014   23:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rapat Kordinasi Nasional(Rakornas) Partai Demokrat yang digelar di Jakarta digelar demi  meningkatkan dan memulihkan kekuatan partai itu menjelang Pemilu 2014. Sekretaris Jenderal Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), usai acara tersebut mengatakan, strategi utama partainya adalah mengandalkan citra baik Ketua Umum PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden selama dua periode kepemimpinan. Selama memimpin, SBY telah menunjukkan integritasnya, bukan hanya memberikan janji semata.


SBY adalah satu-satunya Presiden Indonesia dua periode setelah era reformasi. Presiden yang diusung oleh partai baru bernama Partai Demokrat yang didirikan pada 2001 dan disahkan pada  2003. Partai yang berhasil merebut kemenangan dengan menggunakan citra ketidak berdayaan sang tokoh, SBY. Pada saat itu citra ketidakberdayaan SBY melawan penguasa mendapatkan simpati rakyat. Rakyat memilihnya karena simpati, Jadilah SBY sebagai Presiden RI mengalahkan Megawati Soekarnoputri di tahun 2004. Di lima tahun pertama pemerintahannya SBY banyak dipuji, karena perlawanannya terhadap korupsi. Tak urung besannya Aulia Pohan pun ditangkap KPK di masa pemerintahannya. Peristiwa ini, terlepas dari kontroversi sikap SBY waktu itu, mendapat apresiasi dari banyak kalangan.


Menjelang pemilihan legislatif pertarungan antar partai politik dan antar kader di satu partai menambah beban berat SBY untuk menaikkan citra Partai Demokrat dan dirinya. Tentu  SBY dan Partai Demokrat akan menjadi sasaran tembak untuk diluluhlantakkan oleh lawan politiknya. Belum lagi kasus yang menimpa kader partai Demokrat dalam beberapa permasalahan, pastinya SBY dan Partai Demokrat tidak akan tinggal diam. Mereka menyadari beratnya mengangkat citranya kembali seperti citranya di awal berdirinya partai ini. Satu-satunya kekuatan yang dipunyai Partai Demokrat dan SBY saat ini yang tersisa adalah SBY sebagai penguasa tinggi negara yaitu sebagai Presiden dan Partai Demokrat adalah partai penguasa. Inilah yang bisa dimanfaatkan oleh SBY dan Partai Demokrat untuk memenangkan pertarungan dalam pemilihan umum legislatif di April 2014.


Dengan majunya SBY sebagai juru kampanye hal itu akan mengangkat elektabilitas Demokrat. SBY dinilai masih sangat 'sakti' untuk membuat Demokrat naik kembali citranya setelah diterpa isu korupsi dan perpecahan.  Menghadapi 9 April 2014 nanti, Partai Demokrat perlu memiliki banyak terobosan politik. Waktu yang tersisa, tentu harus dimanfaatkan dengan optimal. Kalau pada Pileg 2009, Juru Kampanye nya cukup oleh seorang Sby,maka pada pemilu 2014 SBY harus bersama denga beberapa andalan program program yang telah berhasil dilakukan selama priode memimpin serta keberhasilan dari program program tersebut. Menghadapi Pemilu 2014, Demokrat harus terlihat mempertahankan strategi yang sama, menunjukkan kepada publik sebagai partai yang demokratis, partai milik publik, santun, dan religius. Komitmen pemberantasan korupsi dengan memberantas kader-kader yang terjerat kasus korupsi, serta Konvensi Capres Demokrat tidak lebih adalah bagian strategi upaya mencapai pada tujuan-tujuan tersebut, disaat parpol lain memilih jalan pendeklarasian Capres melalui Munas di internalnya masing-masing.


Kebesaran dan kemenangan Demokrat pada Pemilu sebelumnya sejatinya karena sistem dan mesin politik yang dibangun berjalan dengan baik. Pada Pemilu 2004 dan 2009 Demokrat didukung oleh organisasi-organisasi sayap Parpol secara total, SBY juga memiliki perhatian yang lebih terhadap mereka. Demokrat dibesarkan dan dimenangkan oleh karena kinerja para pakar strategi dari mantan TNI (skoci) yang dikumpulkan oleh SBY, Organisasi pemuda, dan jama’ah pengajian Nurussalam sebagai perkumpulan para kyai dan ulama’, kemudian didukung oleh kader-kader muda potensial yang ada di dalamnya di bawah gerbong Anas Urbaningrum.  Di bawah kepemimpinan SBY, Demokrat lebih percaya diri bahwa konvensi akan menjadi senjata ampuh perbaikan citra diri dan mesin Parpol melalui kinerja para peserta konvensi Capres.


Citra SBY sangat kuat dan sangat dominan menaikkan raupan suara demokrat. Untuk saat ini Ketokohan SBY masih sentral. Tokoh-tokoh yang keluar dari PD tidak berhasil menarik simpati pemilih dan tidak kelihatan ketokohannya. Demokrat bukanlah sebuah partai yang sempurna, namun garis perjuangannya jelas dan tegas tanpa pandang bulu memberantas korupsi. Lalu mampukah SBY mengembalikan kejayaan Demokrat saat didaulat menjadi juru kampanye dalam Pemilu nanti? Benarkah hasil survei internal bahwa Demokrat bisa memperoleh suara hingga 12 persen? Kita tunggu saja di Pemilu Legislatif 9 April mendatang. Pasti akan banyak kejutan kejutan yang membuat masyarakat makin terkesimak dengan fenomena perpolitikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun