(buat Saudaraku Yohanes Sehandi)
berpose di pinggir Kelimutu (usman d.ganggang)
Sejenak, kujitak testa hingga pening
dari penggalan musim terkapar panjang
hingga tak habis menggali warna-warni pelangi
meski terik mentari mengkebiri pemilik kening
kicau burung di ujung jurang tak pernah berhenti
mengulas kisah gumpalan dingin pada batas ruang
yang telah lama mengendap kenang
hingga langit pun menyentuh bibir bumi
Puncak Kelimutu siang itu adalah pelangi
bentangkan sejuta kisah tiwu telu yang aduhai
sekaligus mengundang sejuta tanda tanya
tentang bukit kapur menjadi kosakata penuh makna
tentang dinding tipis hiasi tebing menjulang tinggi
lalu, warna tersedia tiga hingga namamu tiwu telu
ada biru, ada merah, dan ada putih menyala
ujungnya hadirkan decak kagum membahana
untukmu Kelimutu
dan ketika membaca raut wajahmu
gundukan bukit seakan bicara dalalm legende
tersaji cerita Kelimutu adalah singgasana
Ulu gheta leja geju eko ghela leja mele
milik Dewa ratu dan Dewi Konde
Itulah Kelimutu, sepenggal cerita
pada penggalan musim terkapar rindu
Ende, 10/10/2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H