Usman D.Ganggang*)
Seperti terdeskripsi sebelumnya bahwa si Embun Penyejuk yang kita angkat kali ini , memang bukan hanya sebagai guru atau dosen. Setelah kita dekat dengannya , eh ... ternyata memang dia adalah gurunya penyair NTT, terutama penyair-penyair yang naik daun. Mau bukti? Silakan saja membaca Rubrik JURNALIS NTT (Kami Penggemar Pos Kupang).
Di sna, dijumpai tulisan-tulisanya yang mencerahkan.Rubrik terkait “Imajinasi”,disebutnya sebagai sebuah arena dan media pembelajaran yang cukup efektif bagi siapa saja yang ingin menuangkan imaginasinya dalam bentuk sastra baik puisi maupun prosa tanpa harus lewat pembelajaran formal di dalam kelas. “Sastra adalah sebuah institusi sosial yang memakai bahasa sebagai medium’, demkian si Embun Penyejuk mengutip Rene Wellek & Austin Warren dalam bukunya berjudul Theory of Literature, "Teori Kesusasteraan" (Melani Budianta; Penerbit, PT Gramedia, Jakarta, 1990).
Selanjutnya, si Embun Penyejuk menguraikan, bahwa sastra berkaitan dengan situasi tertentu seperti sistem pilitik, ekonomi, sosial tertentu (hal. 109-110). Sebuah situasi entah bernuansa politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan pengalaman hidup individu yang riil sekalipun bisa menjadi pemicu bagi seseorang untuk bersastra. “Pada kolom pinggir kiri sebuah kotak panjang terjurai dari atas ke bawah berisikan puisi-puisi indah dengan aneka judul dan konteks yang dikirim oleh penulis-penulis berbakat dari NTT”, urainya dalam sebuah artikel terkait kemajuan apresiasi pembaca pada karya sastra.
Si Embun Penyejuk yang adalah mantan Guru SMAK Giovanni Kupang itu, menilai bahwa HU Pos Kupang Minggu sudah memberi banyak ilmu buat pembaca. Bagaimana tidak? Kalau dicermati saksama pada rubrik yang tersedia di HU Pos Kupang Minggu, tersaji rubrik pembelajaran sastra yang unik lewat ruang 'Imajinasi'.
Kakak kandung almarhum Hendryk Berybe ini, juga mengkaji data pada “Sajian khusus rubrik "imajinasi" Pos Kupang”. Hasilnya menurut catatannya, ternyata rubrik ini, tak pernah sepi saban minggu. Itu berarti puisi yang masuk ke meja redaksi terus mengalir. Sebagai ilustrasi ada 150 judul puisi yang sempat saya copot secara acak dari edisi Pos Kupang minggu periode 2005 hingga 2007.
Selain mengkaji karya-karya yang masuk di HU Pos Kupang, pria yang banyak senyum ini juga menurunkan karya sastranya berupa puisi . Salah satunya, ditampil berikut ini, berjudul: Pulau Inspirasi
(Sebuah apresiasi untuk Dedikasi Sastrawan Umbu Landu Paranggi sebagaimana diikrarkan seniman sastra dan akademisi di Taman Budaya Denpasar, Bali, 9 Juli 2009)
Telah lama aku mengembara
Mencari sebuah pulau bernama Pulau Inspirasi
Mengapung, diam
Di atas cadar laut Sawu yang lepas
Bagai seekor kerbau raksasa yang sedang tidur
Dengan mulut berbusa mengunyah rumput kehidupan
Sembari mengibas lalat-lalat nakal sekujur punggungnya
Itulah pulau yang kukejar dalam nafasku