Mohon tunggu...
Usman D. Ganggang
Usman D. Ganggang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan penulis

Berawal dari cerita, selanjutnya aku menulis tentang sesuatu, iya akhirnya tercipta sebuah simpulan, menulis adalah roh menuntaskan masalah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sastra pun Miliki Fakta

25 Januari 2016   18:01 Diperbarui: 25 Januari 2016   19:13 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Premis (pernyataan yang mendasari sebuah pendapat) yang sering didengar, bahwa karya sastra itu,khayalan seseorang dan pada gilirannya tiba pada premis yang menyedihkan bahwa karya sastra itu omong kosong, adalah tidak benar.Harus diakui bahwa karya sastra apakah itu puisi atau prosa, bahkan drama, pasti mempunyai fakta meski diakui berupa fakta imajiner, tapi fakta itu merupakan hasil penggelandangan imajinasi yang mengkristal dari pengarangnya.Pasalnya, karya sastra tetap mengacu pada perilaku umat manusia dengan segala problemnya.

Maka adalah benar kalau para pakar sastra sering berujar ,”Karya sastra berbicara tentang hidup dan kehidupan umat manusia. Sehingga ketika kita membaca karya sastra, berarti kita selalu berhadapan dengan perilaku manusia dengan segala masalahnya. Pernyataan ini, jelas menunjukkan makna bahwa sastra dan kehidupan manusia yang berada di bawah kolong langit ini, memiliki jalinan yang amat sangat kuat.Bagaimana tidak? Kalau dicermati dengan saksama terhadap karya sastra, maka, kita akan temukan simpulan bahwa sastra berusaha merekam segala aspek kehidupan manusia (realitas objektif). Selain itu, sastra pun dapat pula mempengaruhi perilaku umat manusia dalam berpikir dan bertindak.

Namun demikian, premis yang mengatakan bahwa sastra itu rekaman aspek kehidupan manusia, ternyata fakta riilnya menunjukkan bahwa masih banyak yang belum terima, barangkali memang belum paham atau mungkin karena belum pernah berusaha mengapresiasi karya sastra. Berangkat dari sini pulalah nampaknya, kepedulian terkait dengan upaya pemahaman terhadap kehadiran sastra apalagi kalau berbicara upaya pengembangan sastra terutama dalam upaya untuk menangkap hikmahnya, terasa sekali amat menurun. Begitupun kalau berhadapan dengan tindakan pembelajaran menulis karya sastra, terasa belum banyak yang berusaha mengakrabinya hingga belum bias tercipta karya sastra yang baru.

Meneropong kondisi seperti terurai di atas, maka perlu ada upaya langkah praktis untuk mengatasinya. Paling kurang hasil upaya tersebut, sedikit demi sedikit, termotivasilah kita untuk memahami karya sastra itu. Dengan demikian, apa yang disinyalir Taufiq Ismail penyair terkemuka saat ini,”Masyarakat kita telah rabun membaca dan lumpuh menulis karya sastra, teratasi. dan akhirnya kembali menaruh perhatian terhadap kehadiran karya sastra. Kondisi itu memang perlu dicermati lebih lanjut dengan memberi perhatian serius terhadap peningkatan kualitas pemahaman kehadiran sastra di mata pembaca atau penikmat sastra.

Tindak pembelajaran , terhadap karya sastra merupakan keniscayaan, ini pun terlaksana kalau dipahami bahwa karya sastra bermanfaat bagi penikmat atau pembaca. Adapun hal yang ditawarkan antara lain sebagai berikut:

(1) Berusaha membaca karya sastra (cerita pendek atau novel dan puisi ) lalu mencermati cara penyampaian pesan atau amanat yang terdapat dalam karya sastra tersebut.

(2) Mencermati konflik yang terdapat dalam karya sastra (baik cerita pendek atau novel/ roman maupun bait-bait puisi yang tersedia).Selanjutnya,

(3) kalau sudah berusaha mencintai karya sastra, maka langkah berikutnya, muncul rasa cinta untuk mencipta karya sastra. Itulah yang disebut dengan apresiasi sastra itu. Iya sebuah penghargaan yang signifikan terhadap karya sastra hingga akhirnya kita terseret ke dalamnya.***)

Catatan : dari berbagai sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun