Mohon tunggu...
Usman D. Ganggang
Usman D. Ganggang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan penulis

Berawal dari cerita, selanjutnya aku menulis tentang sesuatu, iya akhirnya tercipta sebuah simpulan, menulis adalah roh menuntaskan masalah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Neka Toko", Sebuah Ungkapan Bermakna Neka Cumang Dungka

21 Januari 2016   17:57 Diperbarui: 21 Januari 2016   18:10 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catatan Usman D.ganggang*)

Ketika seorang ayah meninggalkan anaknya di rantau, dia senantiasa berpsan, "Nak, neka toko' !(jangan tidur). Usman D.Ganggang)

Ungkapan dalam ‘jaong Kempo’(bahasa dialek Kempo) tidak hanya terbatas pada bentuk penyinyindiran seperti : neka nu kode (jangan seperti kera) atau neka nu acu (jangan seperti anjing), dan lain-lain, tetapi juga dalam bentuk pesan atau nasihat seperti : neka toko jaga cumang dungka (jangan tidur awas bertemu muka, masksudnya dengan hal yang jahat)ya’.

Begitulah, ceritanya jika seseorang bepergian jauh, atau seseorang pulang ke kampungnya seperti seorang ‘toa’ (mertua) kembali ke ‘beo-n(kampungnya), dia senantiasa berpesan kepada keluarga anak mantunya, “Anak, Neka toko!” Ungkapan seperti ini, tidak pernah ditinggalkan warga Kempo jika bepergian. Sepertinya, sudah mendarah daging, sehingga tidak mudah dilupakan dalam aktivitas keseharian. Bagaimana maksud dari pesan, ‘neka toko’itu? Berikut ini ulasannya.

'Neka toko' adalah ungkapan tradisional warga Kempo- Manggarai. Terjemahan bebasnya adalah"Jangan tidur". Ungkapan neka toko ini, biasa digunakan ketika seseorang ke tempat lain, "Anak, neka toko!" (Anak, jangan tidur!). Sebuah pesan yang tidak logis? Iya, namanya ungkapan, jangan diterjemahkan seperti aslinya., sehingga akhir bermakna, jangan tidur, hehehe, iya kalau tidak tidur kan, bakal sakit. Tapi bukan itu maksudnya.

Orang-orang Kempo tempo doeloe dalam berpesan, selalu isinya puitis (indah). Bunyi pesan disusun sedemikian rupa agar indah dirasakan. Karena itu, biasanya berupa puisi, bahkan ada yang menyebutnya, puisi pendek. Anggapan ini bisa diterima dengan dasar pijak, pada zaman itu, semua aktivitas , pada umumnya disimpan dalam bentuk puisi.Boleh jadi karena dalam bentuk puisi, akhirnya, hingga kini, generasiya, selalu menggunakannya jika dia bepergian.

Kalau dicermati, bunyi indah itu biasanya dalam ujud rima ( = Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait atau persamaam bunyi dalam puisi), bunyi persamaan tersebut bersifat estetik, merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. ; alitrasi (= persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan; dan asonansi ( = . persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata). Lalu, tentu tidak terlepas dari bunyi efoni (bunyi yang menyarankan keceriaan, kebanggaan, juga bunyi kokofoni seperi (1) bunyi ketakutan, dan (2) bunyi yang menyarankan kesedihan.

Kita analisis makna bunyi yang ada dalam 'neka toko' terutama bunyi vokalnya, seperti berikut ini: e = sedih; a = ceria, senang, bangga; o = menakutkan. Bunyi vokal e dan vokal o tergolong dalam bunyi kokofoni, yang menyarankan makna : 'e smile emotikon sedih) dan 'o'' smile emotikon takut). Lalu vokal a? Makna vokal menyarankan makna kebanggaan, keceriaan.

Simpulannya? Ketika seseorang meninggalkan keluarganya, baik untuk jangka waktu panjang maupun pendek, dia senantiasa berpesan seperti, 'Neka toko!: smile emotikon jangan tidur!). Mengapa demikian? Tentu dia sendiri merasa, selain sedih (e) juga takut (o). Nah, supaya jangan takut, dia senantiasa berpesan (berupa doa) neka toko, barulah dia jalan dengan baik hingga tiba tujuan.

Jadi, neka toko itu sebuah ungkapan, buka kata. Karena kalau kata bisa diterjemahkan secara lurus seperti "jangan tidur! Iya meski artinya seperti itu, tapi di bali kata neka toko itu yang dimaksudkan dalam pesan, yakni berupa doa dari seseorang yang akan berpergian. Dengan doa ini diharapkan neka toko" juga bermakna agar selalu waspada dan jangan terlena.

Agar "neka cumang dungka agu neka pala ranga sangged ata daat”. Artinya, “ Sebelum hal buruk mendekati, kita sudah mengetahuinya terlebih dahulu, sehingga kita bisa menghindarinya atau pun menghadapi dengan kekuatan yg maksimal dan kita selamat.:, tambah Sipri Angkom warga Kempo yang juga merantau di Surabaya. ***)

Usman D.ganggang*) anak Pua de Ganggang-Bambor

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun