Mohon tunggu...
Usman D. Ganggang
Usman D. Ganggang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan penulis

Berawal dari cerita, selanjutnya aku menulis tentang sesuatu, iya akhirnya tercipta sebuah simpulan, menulis adalah roh menuntaskan masalah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gagal ke Labuan Bajo, Belok Haluan ke Pantai Lariti

11 Juli 2016   07:40 Diperbarui: 11 Juli 2016   21:00 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Labuan Bajo, seakan tergambar dalam benak. Pasalnya, kalau sudah tiba Dermaga Sape ujung timur Pulau Sumbawa lalu segera berlayar bersama feri (sekaligus menikmati indah laut yang dihiasi sejumlah nusa/pulau mungil di sekitar situ), feri akan segera mencium Dermaga Labuan Bajo, Ibu Kota Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Perjalanan menumpang feri ditempuh selama 7-8 jam. Tujuan utamanya sih menjumpai orang tua sekaligus keluarga besar di sana, usai merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1437 barusan.

Tapi rupanya, harapan dan kenyataan berbicara lain. Sejak beberapa hari lalu feri tak berlayar karena gangguan ombak dan cuaca yang kurang bersahabat. Maka, kami pun belok haluan. Panorama Pantai Lariti, seakan mengajak kami untuk segera meluncur ke sana. Melajulah kami ke sana, hanya 10 menit dari Dermaga Sape, kami tiba dengan selamat di Pantai Lariti.

Lariti adalah sebuah pantai yang terletak di sebelah timur Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Tepatnya, di wilayah Kecamatan Sape. Pantai  yang sering dikunjungi wisatawan ini memang tidak sepopuler Pantai Senggigi di Mataram atau  Pantai Pasir Putih di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT).  

kota-sape-ujung-timur-pulau-sumbawa-usman-d-ganggang-5782e9916f7a61ba184b4851.jpg
kota-sape-ujung-timur-pulau-sumbawa-usman-d-ganggang-5782e9916f7a61ba184b4851.jpg
Pesona alamnya membuat para pengunjung  menghadirkan decak kagum ini ternyata tidak kalah menarik dengan objek wisata yang telah disebutkan di atas. Itu pula sebabnya pantai ini sering dikunjungi baik wisatawan Nusantara (wisnu) maupun wisatawan mancanegara (wisman).

Menuju Pantai Lariti, kami berusaha ekstra keras, karena jalannya, masih berdebu  belum lagi masih ada jalan yang rusak. Dan belum diaspal, sehingga duduk di atas motor atau mobil seakan sedang bergoyang-goyang. Iya, kayak berjoget-ria. Tapi semuanya kami lewati dengan baik, apalagi Lariti sudah di depan mata.

Begitu tiba, kami disambut Pantai Lariti yang eksotis. Pantai ini memiliki pasir putih. Kami membelah lautan menuju pulau mungil yang tawarkan keindahan buat pengunjung. Sebelumnya, di atas bukit, kami sempat mengambil gambar yang menyajikan pemandangan Kota Sape dan panorama Gunung Sangeang yang menjulang di tengah laut. Termasuk juga Kampung Bajo Pulau, sempat diambil gambar.

menuju-bukit-bervila-usman-d-ganggang-5782ea01a223bdbb16ccff72.jpg
menuju-bukit-bervila-usman-d-ganggang-5782ea01a223bdbb16ccff72.jpg
Sambil menikmati indahnya pulau ini, kami pun berfoto bersama sebagai bukti bahwa kami meski tidak jadi ke Labuan Bajo, kami toh masih kePantai Lariti. Iya, bila ke Lariti, selalu saja para wisnu dan wisman berdecak kagum keindahan Lariti. Seperti saat ini, kami menikmati Lariti yang memesona ini.

Tidak puas dengan lautnya yang berkilau diterpa angin, di antara kami ada yang ikut mandi, berenang-renang, dengan pengunjung lainnya, karena memang lautnya cukup dangkal, terutama bagi teman-teman yang belum berani berenang di laut yang agak dalam.

dari-bukit-pantai-lariti-pandangan-jangkau-gunung-sangiang-di-selat-sape-usman-d-ganggang-5782e9cd1d23bda213c88117.jpg
dari-bukit-pantai-lariti-pandangan-jangkau-gunung-sangiang-di-selat-sape-usman-d-ganggang-5782e9cd1d23bda213c88117.jpg
Usai berenang, kami, kami menyaksikan sejumlah anak muda merayakan hari ulang tahun temannya. Mereka menyanyikan lagu, memotong kue dan bersuapan dengan sesama teman. Yang berulang tahun begitu bangga sekaligus bersyukur karena hari ulang tahunnya dirayakan di Pantai Lariti. "Sebuah kesempatan yang tidak dilewati, merasakan ulang tahun sambil menikmati indahnya pesona Lariti, Alhamdulillah!" ujar seorang anak muda yang diwawancarai penulis.

Pantai Lariti ini memang menawarkan keindahan yang dapat menghadirkan decak kagum buat pengunjung yang sempat ke sana. Setiap wisatawan yang ke sana selalu memuji pesonanya. Apalagi sebuah pulau mungil dekat dengan pantai ini sepertinya dihiasi dengan pohon-pohon yang indah untuk dinikmati sambil duduk di bawah pohon. Para wisatawan berdialog ria, sekalian saling curhat. Jika air surut mereka berjalan menuju pulau ini, untuk sekitar 3-4 jam, karena kalau terlambat, jalan aspalnya ditutupi air laut. Air laut yang bertemu di situ seakan sedang bertepuk, maka disebutlah dengan sebutan Laut Bertepuk.

Sayang , Pantai Lariti yang indah ini, sepertinya belum ditata rapi. Artinya masih perawan. Buktinya, belum tersedia rumah-rumah kecil, kalau tidak mau dikatakan motel untuk istirahat, bermalam di sana, misalnya. Begitupun, soal untuk memenuhi kebutuhan pengunjung dalam artian, belum tersedia kios atau penjual memenuhi kebutuhan pengunjung. (Usman D. Ganggang ***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun