Berklinong-ria ke Kolo, tidak lengkaplah kiranya kalau pantai landai bernama Pantai Buntu dilewatikan begitu saja. Bagaimana tidak? Pantai ini, menyimpan sejumlah cerita dan keindahan yang menghadirkan decak kagum, lantaran panoramanya yang mempesona.Bagaimana ceritanya? Iya kalau Anda ke sana, pastikan waktu Anda untuk menyimaknya dari penjaga lokasi.. Yang jelas sesuai namanya, yakni “buntu”, maksudnya, jika pikran Anda buntu, ke sanalah obatnya. Pasti sembuh, hanya karena saksikan landainya pantai dan minumlah air kelapa muda yang senantiasa tersedia di sini.
Iya, disadari secara geografis, kawasan Pantai Kolo yang merupakan bagian integral Kota Bima Provinsi NTB itu , merupakan daerah pantai dan pesisir yang karena kecantikannya dapat menghadirkan decak kagum buat penguncungnya. Sepanjang mata memandang, kita disuguhi pemandangan yang indah lagi menarik. Liukan jalan juga menambah keindahan, apalagi sepanjang jalan, yang dilalui, sudah diaspal semuanya. Artinya, tidak ada “jalan tikus” kalau kita mau mengitari pantai Kolo.
![13686734-623620537807476-2886666444199249146-n-578c96a4d693731f0543b08d.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/18/13686734-623620537807476-2886666444199249146-n-578c96a4d693731f0543b08d.jpg?t=o&v=770)
Pantai Kolo yang kaya dengan objek wisata ini, namanya hingga sampai di telinga warga UGM Jogya. Bermula dari situ pulah, setahun lalu, mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) datang ber-KKN ke Kolo , kurang lebih dua bulan .mereka bersama masyarakat pesisir pantai Kola membahas potensi yang ada di Kolo.
Diakui para peserta KKN- UGM, saat itu, Kolo punya potensi bagi kemakmuran masyarakatnya. “ Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan potensi sumber daya alam (SDA) di Kelurahan Kolo agar pemanfaatan anatrsektor dapat berjalan sinergis serta dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran mayarakat”, ungkap Aldrin Fauzan Faza , Ketua KKN Kolo 2015. Dan Pantai Buntu, integral Kolo, yang kami kunjungi siang tadi, merupakan salah satu objek wisata menarik, menurut mahasiswa UGM. Perlulah dilestarikan, begitu harapan mereka.
![photo-org1-578c96cefe22bd0e0a44fbe4.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/18/photo-org1-578c96cefe22bd0e0a44fbe4.jpg?t=o&v=770)
Bermula dari cerita menarik serta hasil penelitian Mahasiswa UGM yang ber- KKN di tahun silam itu Itu pulalah sebabnya, warga SMAN 04 Kota Bima, ketika membuat program "Hari Ceria" sekali sebulan, memilih pantai ini sebagai salah satu tujuan kunjungan , mengaplikasikan keceriaan yang dimaksud. Tentu saja selain menyaksikan keindahan alamnya,juga berusaha menyaksikan potensi yang dimiliki Pantai Kolo, terletak di utara Kota Bima itu
Tepat pukul 13.00, rombongan SMAN 4 Kota Bima , menginjak kakinya di atas pantai yang boleh disebut amat landai ini . Legah terasa, apalagi pikiran buntu, terobati oleh panorama Pantai Buntu. Iya, sejenak jeda , hadirkan decak, ketika disambut angin semilir dari laut yang membiru di depan mata. Hamparan pasir putih juga terasa, seolah menyambut kehadiran rombongan SMAN 4 Kota Bima, siang itu.
![photo-org-578c96f5e6afbdf70775357f.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/18/photo-org-578c96f5e6afbdf70775357f.jpg?t=o&v=770)
Pujian yang dikeluarkan dari mulut, terkait pesona alam pantai ini, tentulah tidak berlebihan. Pantainya yang landai lagi cantik ini, berpasir putih, meski ketika rombongan tiba, sampah-sampah di atas pasir berserak-serakan, tokh tidak menyurutkan perhatian rombongan. Apalagi ketika kerlingkan mata ke arah Barat, terdeskrip kejernian air laut, begitu bening, meski ada riak air yang terlihat, tetapi tetap menghadirkan rasa indah untuk dinikmati, membuat siapa pun yang datang akan merasa kagum, termasuk rombongan SMAN 4 Kota Bima , siang itu, menaruh kagum akan keindahan alam pantai Buntu ini.
Usai mengisi “kampung tengah”, semua terpencar. Ada yang langsung membuang pakiannya lalu terjun ke laut kemudian menari bersama ria-riak air laut berwarna biru lagi bening. Sementara yang lainnya, berusaha mengukur pantai , saksikan pasir-pasir sepanjang pantai Buntu. Dan tentu, yang lainnya menikmati air kelapa muda yang diturunkan pemilik kebun kelapa.