Bagaimanapun juga perasaan, tujuan, dan kesukaan manusia serta cara mereka menegakkan keutamaan itu, bermacam-macam.Konkretnya, ada sama sekali tidak memperdulikan kepentingan orang lain, atau hanya menilik kepentingan dirinya sendiri.Pikirannya dipengaruhi oleh cinta harta, hati dan matanya telah tertutup.Pertanyaan mengganjal," Adakah fakta seperti itu?" Kita juga punya mata dan telinga untuk hal yang terkait dengan keutamaan yang dimaksud.
Dalam Buku Falsafah Hidup karya Prof.DR.Hamka, (\Sastrawan dan ulama besar) yang diterbitkan Pustaka Panjimas, terurai jelas soal keutamaan ini. Menurut Hamka, yang lebih utama, ialah orang yang berpendirian sederhana, dipikirkannya kepentingan kaum keluarganya dengan kepentingan umum dan bangsa. termasuk masyarakat umum.
Sementara yang lainnya berpendapat, (1)" Keutamaan itu, ialah melakukan kewajiban lantaran telah teradat dan telah dibiasakan" (2)"Keutamaan itu ialah menghadapkan cita-cita yang teguh dan kemauan yang kuat kepada pekerjaan mulia"; (3) "Keutamaan ialah mengorbankan segenap tenaga untuk mengerjakan petunjuk akal yang waras, timbul rasa cinta dan pengharapan".Ketiga pendapat di atas, oleh Hamka digolongkan ke dalam setengah filsuf
Hamka menyimpulkan bahwa sebagai orang hidup dia wajib berbuat baik terhadap segenap.yang bernyawa, manusia atau binatang dan dirinya sendiri. Aristoteles berkata,"Keutamaan itu ialah membiasakan berbuat baik".
"Lalu, bagaimana menurut penulis ini?"tanya pembaca. hehehe, penulis hanya melihatnya dari sudut makna kata "keutamaan " itu. Keutamaan terbentuk dari kata "utama"dan konfiks 'ke-an. Utama bermakna, terbaik, terpenting (KUBI), lalu "ke-an" = hal-hal. Jadi, keutamaan adalah hal-hal yang terkait dengan yang terbaik dan terpenting. Apa itu? nilai-nilai kearifan lokal dan nilai agama yang dianut.***)
Kpta Kesultanan Bima, 5 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H