(Berkenalan dengan Sastrawan Akib  di Batam Kepulauan Riau)
Oleh Usman D.Ganggang *)
Berwisata sastra ke Batam(11/5), yang bemula penulis diundang penyair perempuan enerjig Eva Devlina, terkait peluncuran bukunya bertajuk "Bahasa Kalbu", akhirnya berkenalan dengan sejumlah sastrawan negeri Pantun Riau ini. Salah satunya yang diangkat di sini adalah sastrawan Akib, bernama panjang Abdul Kadir Ibrahim.
Dalam perkenalan (13/5) kemarin itu, banyak hal yang dapat dicatat penulis. Selain kebanggaan dan kesyukuran kepada Allah SWT, yang atas perkenannya, akhirnya dapat jumpa darat dengan sejumlah sastrawan Nageri Riau, salah satunya adalah Akib yang selama ini hanya dikenal namanya melalui buku dan tulisannya di berbagai media,baik cetak maupun elektornik. Yang lainnya, tentu penulis bangga dapat melihat dari dekat Provinsi Riau dan Provinsi Kepuluan Riau, khusunya Kota Batam  yang dikatakan orang, adalah Singapurnya Indonesia.
Sejumlah buku Akib berikan kepada penulis. Dan salah satu bukunya yang kita bicarakan saat ini adalah sebuah buku novel yang bertajuk: Memburuh Kasih Perempuan Sampan". Novel yang menurut penulis, sangat unik, berbicara Perempuan Sampan, yang terjerat kisah kasih dalam bercinta. .
Mencermati  sumber ide Akib , dalam novelnya bertajuk  Memburuh Kasih Perempuan Sampan, memang rasanya, terasa familiar dan akrab. Boleh jadi, di balik sub judul  yang dihadirkannya dalam buku ini, tidak terlepas dari gaya hidup anak  orang  desa (nelayan) maupun dengan lingkungan di mana sastrawan Akib  berada, terutama terkait dengan  hasil penggelandangan imajinasinya,yang semakin luas seluas samudra, sehingga terkumpul sejumlah sub judul yang terkait dengan hal-hal yang ada di sekitar Riau dan Kepulauan Riau tempat sastrawan ini berada.
Akib yang bernama panjang Abdul Kadir Ibrahim ini, lahir  di Tanjungpinang, pada 4 Juni 1966 ini, memang sudah terbiasa dengan hal-hal yang sering didengar, dilihat, dan diciumnya serta dirabarasakannya,  kemudian diproses-alurkan dalam  bentuk alur-alur cerita nan  puitis.Â
Dan, karena sering terkontak dengan hal-hal terurai di atas, maka hasil  akhir proses kreatifnya, terasa memberi peluang kepada penikmat atau pembaca untuk hadirkan tanya, terkait dengan hasil pengamatan Akib terhadap objek kajiannya secara bertahap, bermula dari: hasil (mengobservasi), diikuti dengan bertanya pada objek yang perlu dideskripsikan (menanyakan), seterusnya  tergugah  dalam penggalian  sumber ide(mengeksplore)) bahkan sampai pada asosiasi (mengasosiasi) dan ujungnya terasa komunikatif  terkait dengan  pengaplikasian  ide (mengomunikasikan)  hingga tibalah  pada  simpulan  akhir  dari hasil galian yang dihadirkan Akib dalam novel yang judulnya amat menggugah rasa.
Akib yang terlahir  dari pasangan Haji Ibrahim Bukit dan Hj.Hatijah naim ini, dalam menyusun novelnya , begitu paham, apa maunya penikmat, terutama untuk penikmat pemula, dalam hal menggali sumber ide. Itu sebabnya, perlu ada pencerahan terkait  proses kreatif untuk penikmat pemula.Â