Mohon tunggu...
Usman D. Ganggang
Usman D. Ganggang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan penulis

Berawal dari cerita, selanjutnya aku menulis tentang sesuatu, iya akhirnya tercipta sebuah simpulan, menulis adalah roh menuntaskan masalah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lintang Sugianto: "Petani, Benih, dan Lahan"

23 September 2016   18:01 Diperbarui: 23 September 2016   18:08 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu ketika Lintang Sugianto, jumpa darat dengan penulis. Lalu muncullah dialog singkat terkait dengan kreativitas menulis karya sastra. Dan  ini dia, para sisiwa pun disentil terpaut erat dengan keinginan para siswa untuk menjadi penulis, salah satu cita-cita mereka ke depannya. Berikut ini, cerita itu penulis angkat.

"Siswa itu ibarat benih yang kita tidak tahu pasti jenis tanaman dan buahnya. Lalu Gurunya adalah petaninya, sedangkan sekolah adalah lahan bagi benih ditabur",.demikian analogi yang dilontarkan Lintang Sugianto , yang novelis, cerpenis,penyair , dan penulis skenari film itu, ketika jumpa darat dengan penulis.

Petani, kata dia selanjutnya, memelihara benih yang ditanamnya dengan memberi pupuk dan menyiram dengan air sesuai kadarnya. Dengan kasih sayang , ketulusan, dan harapan petani , benih tumbuh secara alami  menjadi pohon, kemudian sampai tiba saatnya nanti, pohon itunberbuah , buahnya dapat dinikmati  dan bermanfaat untuk orang yang menikmatinya.

Seminar Sastra, Worskhop Sastra, Lomba Menulis, dan Pentas sastra, kata Pendiri Bengkel Sastra Lintang Pendidikan itu, hanyalah sebagian jenis pupuk yang dapat digunakan guru untuk menumbuhkan pohon-pohon kuat tangguh dan selalu berbuah, meskipun musim angin dan badai yang terkadang kencang.

Iya, lanjut penulis novel " Matahari Di atas Gilli (2004) itu, kini, kalau kita cermati berbagai ulisan siswa di berbagai media, baik media cetak maupun elektronik (baca Facebook), para siswa sepertinya sudah jatuh cinta pada karya sastra.."Petani yang penuh dengan cinta , sedang ditunggu kehadirannya oleh benih-benih di lahan yang luas", ujarnya sambil mengajak untuk selalu memotivasi para siswa yang berkeinginan jadi penulis.

Harus diakui, kta Lintang, siswa adalah investasi bangsa, dan guru menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Bagaimanapun, salah satu faktor yang dianggap memiliki kontribusi  yang sangat signifikan  terhadap kualitas pendidikan adalah guru. "Karena itu, guru memegang peranan  sangat strategis dan penting dalam proses belajar mengajar (PBM).

Sebagai sebuah hasil kreativitas manusia, Kata Lintang, seni dan karya sastra telah mampu memberikan kontribusi konstruktif terutama bagi terciptanya suasana kehidupan manusia dan sosial  yang harmonis dan berkarakter. Hal itu bertitik tolask  dari muatan-muatan  edukatif  dan moralitas yang tersirat dalam karya seni  dan karya sastra  itu sendiri  yang pada gilirannya mampu mewarnai  pola pikir , pola sikap,  dan pola tindak.

Ditanya tentang karyanya, Lintang Sugianto menjelaskan bahwa karyanya cukup banyak. Sekedar contoh, Ada Kumpulan Puisi Illahi" (1998); Pelepah 1 (199); Pelepah II (Antalogi Puisi  Namaku Perempuan(2006) ; Kusampaikan ( 2006). Selain itu ada kumpulan cerpen seperti Gwinar; Orang-Orang kalah; dan matahari; lalu dalam bentuk Nove, ada Matahari Di Atas Gilli (2004) . Selain itu, Lintang adalah seorang penulis  Skenaria Film dan Cerita Film. ***)Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun