Mohon tunggu...
Usman D. Ganggang
Usman D. Ganggang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan penulis

Berawal dari cerita, selanjutnya aku menulis tentang sesuatu, iya akhirnya tercipta sebuah simpulan, menulis adalah roh menuntaskan masalah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Ternyata Banyak Nilai yang Diperoleh!"

1 Mei 2016   08:40 Diperbarui: 1 Mei 2016   09:07 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        (Dari catatan  Lomba Bercerita,)

Para juara berpose bersama Dewan Juri dan ibu/Kepala sekolah(usman d.ganggang)

Acara kegiatan "Lomba Bercerita" dalam rangka HUT ke-14 Kota Bima, usai sudah. Namun cerita tentang hikmahnya, masih menjadi bahan perbincangan di tengah masyarakat terutama, para guru pembimbing dan peserta didik yang ikut serta dalam kegiatan lomba tersebut.

Judul-judul cerita yang diambil dari  buku Cerita karya Alan Malingi, seperti (1) Kidung Terakhir Seorang Ibu; (2) Petualangan Darere; (3) Oi Mbora; dan  (4) Parise Boncu, menjadi bahan perbincangan peserta dan undangan lainnya.  Apa yang diperbincangkan dari judul-judul cerita rakyat tersebut?  Tampaknya, hikmah dari cerita -cerita itu banyak yang ditimba.  Iya, apalagi kalau bukan nilai yang tersurat dan  tersirat dalam cerita-cerita tersebut.

13087567-650685695081264-4165447943793328821-n-57255d54177b618a0951194c.jpg
13087567-650685695081264-4165447943793328821-n-57255d54177b618a0951194c.jpg
Halimatus Sa'diah, sang juara 1 bersama ibu gurunya seusai acara lomba (usman d,ganggang)

Bagaimanapun, para peserta sekaligus para pendengar setia dalam kegiatan tersebut, memperoleh nilai yang tidak sedikit. Misalnya saja, cerita Petualangan Darere, para pendengar serta peserta lainnya, akan menerima hikmah, bahwa kehidupan itu ibarat roda pedati, sebentar di bawah ( miskin), sebentar lagi di atas (kaya.), atau pada cerita Kidung Terakhir Seorang Ibu, diperoleh hikmah, bahwa seorang anak jangan sampai keburu nafsu, lalu menangis tanpa henti, hingga ibunya tenggelam di laut."Kami bangga, anak-anak ini, hebat, bisa bercerita sesuai dengan isi cerita aslinya", ujar De Tary, wartawati Bima TV. 

Asisten 1 Wali Kota Bima, Drs. Farid, M.Si, ketika menyampaikan sambutannya di depan peserta dan undangan lainnya , menyimpilkan bahwa seluruh kegiatan ini sungguh menjadi kegiatan yang sangat luar biasa, karena hal ini merupakan upaya awal kita dalam menanamkan karakter kepada anak-anak kita mulai dari memahami cerita menggoreskan pena hingga membuka imajinasi melalui bacaan.

Asisten 1, benar, demikian tanggapan beberapa guru pembimbing cerita, dengan menyimak isi cerita rakyat yang diceritakan temannya, mereka,  jadi penasaran, ingin mengetahui dan membaca bukunya, Apalagi sebelumnya, berulang-ulang Asisten 1 , Drs.Farid, M.Si , mengajak untuk menyimak baik-baik cerita teman. Bagaimanapun juga, kata Farid, semakin tinggi rasa ingin tahu kita, semakin tinggi pula minat untuk baca. "Dengan banyak membaca dan menyimak cerita itu, banyak hal baru yang diperoleh  dan itu merupakan pengalaman sekaligus  membuka jendela wawasan", pesan Farid.

13082564-650685445081289-4053603537301855903-n-57255deb6723bd67141cc7d7.jpg
13082564-650685445081289-4053603537301855903-n-57255deb6723bd67141cc7d7.jpg
Halimatus Sa;diah diapiti ibu guru pembimbingnya juga Bapak kepala sekolah SDN 05 Kota Bima (usman d,ganggang)

Apresiasi terhadap cerita rakyat (dongeng) amatlah penting dilakukan oleh orangtua di rumah atau oleh siswa di sekolah. Bagaimanapun, kata para dewan juri, dengan mengapresiasi dongeng yang disimak anak-anak, mereka  dapat memperoleh hikmah berupa nilai, antara lain: (1)kecerdasan intelektual akan muncul; (2) Selain itu, muncul kesadaran emosional dan meningkatkan kesadaran kemanusiaan (humanitas); (3) kesadaran social; dan (4) ini dia yang paling tinggi, kesadaran religious. "Kesadaran-kesadaran serta kecerdasan di atas muncul, paling kurang karena diawali dengan mengakrabi wacana berupa dongeng", komentar seorang dewan juri, usai acara lomba.  .

Nah, karya sastra dongeng sudah memberikan pengalaman yang berharga bagi masyarakatnya, oleh karena itu, mengapa pula kita meninggalkan? "Apalagi kalau mencemooh, dongeng itu, cerita lama yang ketinggalan zaman,

Bagaimanapun para sastrawan sudah berusaha menghadirkan karyanya yang sanggup memberikan sesuatu yang baru bagi kita. Dan yang baru itulah yang perlu kita petik untuk dikonsumsikan dalam keseharian , .***).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun