(Sepintas kilas menjawab pertanyaan)
[caption caption="Foto dari Alan Malinggi"][/caption]
Entahlah, apakah hanya sekedar guyon atau benaran, banyak teman dari luar Bima, selalu bertanya, "Di manakah letaknya Gunung Dua yang di Bima Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) itu?" Ada yang menjawab, di dekat Tolo Dara, sementara yang lain, menjawab dekat Sadia,. Lainnya menjawab di Raba. Padahal yang benarnya adalah di Pusat Kota Bima. Tetapi tentu tidak seratus persen salah, karena baik Tolo Dara, maupun Sadia dan Pusat Kota Bima, memang berada dalam Raba. Maksudnya, dulu, ibukota Kabupaten Bima adalah Raba.
Tapi kemudian,ketika bertemu kawan saya Alan Malingi, eh.. ternyata ada juga yang berguyon terkait dengan nama Gunung Dua ini, jadi guyonan. “Saya senang jika mendapat perintah tugas luar ke Bima. Karena saya selalu melewati Gunung Dua yang di Raba.” , Saudara Alan mengulang cerita kawannya dari Mataram yang bertugas di Kota Bima.
Lelucon yang sedikit porno yang disampaikan salah seorang pejabat dari Pemerintah Propinsi NTB pada suatu kesempatan acara di kota Bima, kata Alan, benar adanya, Setelah temannya ini, tiba di Kota Bima, dia baru tahu kalau di tengah Kota Bima ada dua buah bukit yang berdampingan, namanya Gunung DUA.. Sejak lama orang menyebutnya dengan Gunung Dua. "Entah sejak kapan orang Mbojo menyebut bukit di tengah kota itu dengan nama Gunung Dua, Bung Alan tidak tahu. "Saya tidak tahu Bung Usman, kapan diberi nama demikian", ujarnya ketika menjawab pertanyaanku suatu ketika.
Terlepas dari guyonan berisi lelucon ini, yang jelas Gunung Dua, kini dijadikan objek wisata terindah.Ini dimaklumi, Pemerintah Kota Bima
saat ini menjadikan Gunung Dua sebagai paru-paru kota dengan menanam pepohonan , dengan tujuan agar kota sejuk.. Di lereng bukit itu, kata Bung Alan, telah dibangun taman-taman dengan aneka lampu.
Di sebelah selatan bukit itu terdapat perkampungan seperti Bedi. Bedi itu sendiri punya legenda, dari kata bedil. Di sebelah timur adalah persawahan dan Pompa Bensin. Di sebelah utara, tepatnya di seberang Jalan Soekarno Hatta terdapat sebuah Taman Kota yang dikenal dengan nama Taman Ria. "Taman Ria ini pun dulunya dalam Legenda Wadu Ntanda Rahi merupakan pelabuhan alam yang indah, tenang dan damai. Karena ribuan tahun lalu teluk Bima memanjang sampai ke timur yang ini telah menjadi perkampungan", urai Bung Alan Malingi novelis muda kelahiran Bima itu..
Dari Bung Alan juga, aku dapat cerita bahwa, nama-nama kampung di dalam Kota Bima ini punya legenda tersendiri. Seperti Raba yang ditanya orang tadi, sebetulnya dari pagar.dalam bahasa Mbojo (Bima) dengan sebutan raba. Begitu juga dengan kampung Bedi dari kata bedil.
Lalu, menemui Gunung Dua, bagaimana? Kalau Anda dari Jakarta ikut darat naik bus, maka Anda turun di termiinal kota, namanya "Tolo Dara". Dari Tolo Dara ke Gunung Dua, tidak sampai 5 menit, Anda langsung menyaksikkan keindahan Gunung Dua yang penuh dengan pepohonan rindang.
Sebaliknya jika Anda dari Labuanbajo NTT, harus lewat Raba dulu, baru ke Gunung Dua, dapat ditempuh tidak sampai 5 menit. Nah, jika Anda bertanya,"Gunung Dua yang di Raba, boleh juga, tapi itu dulu. Karena terkait dengan nama ibukota Kab.Bima. Tapi kalau Anda dari timur seperti dari labuanbajo bertanya,"Bagaimana menuju Gunung Dua?" Jawabannya, di Raba dulu baru ke Gunung Dua, dan seterusnya kalau Anda ke Jakarta, Jangan Anda lewat lewatkan Gunung Dua! Turun dulu. baru ke Terminal Tolo Dara, ***)
Catatan Sumber dari Alan Malingi
Usman D.Ganggang*)Kelahiran Bambor, kini berdomisili di Kota Kesultanan Bima-NTB.