Mohon tunggu...
Usman Bone
Usman Bone Mohon Tunggu... Buruh - Buruh, Kuli, Pembantu

Kumpulan Cerita Pendek, Cerita Rakyat Puisi, Tokoh dan Sosok

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hanya Umpama dan Ibarat, Deras Air, Kosong Hati

6 Januari 2025   20:43 Diperbarui: 6 Januari 2025   20:43 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana tempat wisata di Bali (Sumber : Dok Usman Bone)

Kita menyaksikan air mengalir deras, Menderu membawa hidup ke tanah tandus, Namun kekeringan tetap bertahan di ladang hati, Tak setetes pun menyentuh jiwa yang layu.

Kita mencium aroma makanan yang lezat, Hingga air liur tertelan oleh harapan, Namun tangan tak pernah menjamah, Karena kenikmatan hanya singgah di indra.

Air itu, meski di bawah atap yang sama, Enggan menyapa dahaga yang menunggu, Dan wangi makanan itu, Hanya bayangan yang memeluk kesunyian.

Ini hanyalah ibarat, sebuah umpama, Tentang kita yang menatap kemewahan dunia, Namun lupa mengalirkan air dari tangan, Lupa berbagi hangat dari wangi makanan.

Mungkin, kita adalah ladang yang kering, Karena lupa menyirami diri dengan syukur, Mungkin, kita adalah hidung yang mencium, Namun lupa berbagi meja dengan sesama.

Mari belajar dari air dan aroma, Yang mengajarkan arti berbagi dan merasa, Sebab tanpa itu, kita hanya penonton, Dalam hidup yang melimpah tapi hampa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun