Namun, ada pula kalangan yang berpendapat bahwa pilkada langsung tidak selalu menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Mereka berargumen bahwa sistem pemilihan langsung justru lebih sering dimanfaatkan oleh elit politik untuk meraih kekuasaan, tanpa memperhatikan kualitas calon yang dipilih. Selain itu, biaya politik yang tinggi dalam pilkada langsung juga menjadi sorotan, di mana banyak calon kepala daerah yang mengandalkan dukungan dari kelompok-kelompok tertentu, yang sering kali berujung pada praktik politik uang.
Sebaliknya, pilkada melalui DPRD dianggap oleh sebagian pihak sebagai cara yang lebih efisien dan rasional. Dalam sistem ini, pemilihan kepala daerah dilakukan oleh anggota DPRD yang sudah dipilih oleh rakyat melalui pemilu legislatif. Dengan begitu, keputusan pemilihan kepala daerah diharapkan dapat lebih terkontrol dan tidak terpengaruh oleh biaya politik yang tinggi.
Penting untuk mengingat bahwa baik pilkada langsung maupun pilkada melalui DPRD masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, wacana pengembalian pilkada ke DPRD seharusnya tidak hanya dipandang sebagai langkah mundur, tetapi juga sebagai kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap sistem pilkada yang ada saat ini.
Jika tujuannya adalah untuk memperbaiki kualitas demokrasi dan pemerintahan daerah, maka pemerintah, DPR, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mencari solusi terbaik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki kualitas pendidikan politik dan partisipasi masyarakat, agar warga negara lebih memahami pentingnya memilih pemimpin yang berkualitas, tanpa terjebak pada isu-isu pragmatis yang sering kali mengarah pada pilkada yang lebih bersifat transaksional.
Wacana mengenai pengembalian pilkada melalui DPRD memang masih mengundang pro dan kontra, namun hal ini harus dijadikan sebagai kesempatan untuk lebih mendalami dan mengevaluasi sistem pemilihan kepala daerah yang ada saat ini. Tidak hanya dengan memperhatikan sisi efisiensi anggaran, tetapi juga dengan mempertimbangkan kualitas demokrasi, partisipasi masyarakat, dan keberlanjutan pemerintahan daerah yang lebih baik.
Sebagai negara demokrasi, Indonesia perlu terus berupaya untuk memperbaiki sistem politiknya. Apakah itu melalui pilkada langsung atau pilkada lewat DPRD, yang terpenting adalah bagaimana memastikan bahwa pemilihan kepala daerah dapat menghasilkan pemimpin yang benar-benar dapat membawa daerahnya menuju kemajuan, serta dapat mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H