Mohon tunggu...
Usman Bone
Usman Bone Mohon Tunggu... Buruh - Buruh, Kuli, Pembantu

Kumpulan Cerita Pendek, Cerita Rakyat Puisi, Tokoh dan Sosok

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Menghakimi, Mari Kita Belajar Memahami

4 Desember 2024   17:33 Diperbarui: 4 Desember 2024   17:47 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dua Sajadah (Sumber : Dokpri/Usman Bone)

Dalam gemuruh dunia maya yang riuh,Ada cerita seorang penjual es teh yang teduh. Namun badai datang, kata-kata tak terarah, Menyulut api, melukai hati yang lemah.

Gus Miftah, sang pendakwah luhur, Langkahnya sempat tersandung, tak terukur. Namun dengan jiwa besar, ia menunduk rendah, Mengaku salah, meminta maaf tanpa gelisah.

Di hadapan dunia, ia tunjukkan teladan, Bahwa manusia tak luput dari kesalahan. Yang penting bukan tak pernah tergelincir, Melainkan berani bangkit, ikhlas memperbaiki diri.

Di sisi lain, ada yang menutup hati, Enggan mengaku salah, tak peduli nurani. Namun di sini, Gus Miftah memberi pelajaran, Bahwa maaf adalah kekuatan, bukan kelemahan.

Mari kita belajar dari cerita ini, Untuk memahami, bukan menghakimi. Karena di balik khilaf, ada hikmah tersembunyi, Membangun manusia yang lebih berarti.

Jangan hanya mencari cela di jiwa sesama, Melainkan jadilah lentera, menyinari dunia. Karena di dunia ini, kita semua belajar, Dan maaf adalah bahasa cinta yang mengakar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun