Mohon tunggu...
Usman Bone
Usman Bone Mohon Tunggu... Buruh - Buruh, Kuli, Pembantu

Kumpulan Cerita Pendek, Cerita Rakyat Puisi, Tokoh dan Sosok

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Drama Pilgub Jakarta 2024, Menanti Kepastian Di Tengah Tradisi Dua Putaran

29 November 2024   17:16 Diperbarui: 29 November 2024   17:16 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Gedung Menjulan Tinggi Di Jakarta (Sumber : Dokpri/ Usman Bone)

Jakarta, ibukota yang tak pernah tidur, kini tengah menanti hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) terkait Pilkada 2024. Meski pasangan Pramono-Rano saat ini unggul dalam hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei, bayang-bayang putaran kedua tetap mengintai. Dengan syarat kemenangan mutlak di atas 50 persen, Pilkada Jakarta kembali menyuguhkan drama yang tak kalah seru dari musim politik sebelumnya.

Hasil quick count menunjukkan bahwa pasangan Pramono-Rano hanya unggul tipis dari batas kemenangan, dengan selisih tak lebih dari tiga persen. Meskipun data ini sering kali mendekati hasil akhir, perbedaan kecil tetap mungkin terjadi saat real count KPU diumumkan pada 15 Desember mendatang. Tak hanya itu, margin of error juga menjadi faktor yang harus diperhitungkan, sehingga kemungkinan hasil berbeda dari harapan tetap ada.

Jakarta memiliki tradisi politik yang menarik. Sejak era pemilihan langsung, Pilkada Jakarta hampir selalu berujung pada dua putaran. Fenomena ini bukan sekadar angka, tetapi juga menyimpan dinamika politik yang unik. Kubu yang kalah di putaran pertama sering kali bangkit dan berbalik unggul di putaran kedua, menciptakan babak baru dalam kompetisi politik ibu kota.

Jika putaran kedua benar-benar terjadi, kedua pasangan calon harus siap dengan strategi baru. Untuk pasangan Pramono-Rano, menjaga keunggulan tipis bukanlah tugas mudah. Di sisi lain, pasangan Rido dapat memanfaatkan waktu ini untuk merangkul dukungan dari kubu lain. Bagi kedua pihak, menjaga semangat pendukung sembari menyusun strategi politik yang solid menjadi tantangan besar.

Jakarta tak sekadar panggung politik lokal; ia adalah barometer politik nasional. Setiap gerak-gerik dalam Pilkada Jakarta selalu menjadi sorotan, baik oleh media maupun para pengamat politik. Tak heran, syarat kemenangan 50 persen lebih membuat kompetisi di ibu kota terasa lebih berat dibandingkan provinsi lain. Selain itu, Jakarta adalah rumah bagi tokoh-tokoh politik besar, menjadikan pertarungan ini bukan hanya tentang daerah, tetapi juga memengaruhi konstelasi politik nasional.

Kondisi ini juga mengingatkan para elit politik akan tanggung jawab besar mereka. Untuk menjaga situasi tetap kondusif, imbauan kepada para pendukung untuk menghormati proses demokrasi dan keputusan KPUD menjadi sangat penting. Para elit perlu menunjukkan kedewasaan politik, menghindari tekanan terhadap penyelenggara pemilu, dan memberikan ruang bagi KPUD untuk bekerja maksimal.

Namun, di balik antusiasme politik yang tinggi, angka golongan putih (golput) di Pilkada Jakarta kali ini menjadi perhatian serius. Tingginya jumlah warga yang memilih untuk tidak menggunakan hak suaranya menunjukkan ada masalah yang perlu diatasi. Entah itu minimnya sosialisasi, ketidakpercayaan terhadap kandidat, atau faktor lainnya, evaluasi dari pihak KPU menjadi keharusan.

Pilkada Jakarta bukan hanya soal siapa yang menang, tetapi juga bagaimana demokrasi dipertahankan. Setiap tahapan pemilu harus berjalan dengan integritas tinggi, mulai dari penyelenggaraan, penghitungan suara, hingga pengumuman hasil resmi. KPUD Jakarta diharapkan mampu memberikan jaminan bahwa proses ini berlangsung tanpa gangguan atau intervensi.

Meskipun drama politik di Jakarta sering kali memanas, satu hal yang patut diapresiasi adalah semangat warganya dalam menjaga suasana damai. Perbedaan pilihan politik tak menjadikan Jakarta terpecah, tetapi justru menunjukkan bagaimana demokrasi di kota ini tetap berjalan dengan sehat.

Bagi pasangan Pramono-Rano, tantangan berikutnya adalah meyakinkan pemilih bahwa mereka mampu membawa perubahan nyata bagi Jakarta. Dengan keunggulan tipis, mereka harus mampu menjaga konsistensi dan meraih simpati lebih luas. Di sisi lain, pasangan Rido perlu mengoptimalkan putaran kedua, jika terjadi, dengan memperbaiki strategi dan memperkuat komunikasi politiknya.

Sebagai barometer politik nasional, Pilkada Jakarta sering kali menjadi gambaran dari dinamika politik Indonesia secara keseluruhan. Apa yang terjadi di Jakarta tak jarang menjadi cerminan dari pola-pola politik yang berlaku di daerah lain. Oleh karena itu, menjaga Pilkada Jakarta tetap berjalan damai adalah kepentingan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun