Kita bukan siapa-siapa, tanpa cahaya yang kau sulutkan di jalan gelap kita. Bimbinganmu ibarat mentari, yang tak pernah lelah menyapa pagi. Doa-doa tulus yang kau titipkan, menyelinap dalam sunyi, membawa harapan besar di setiap langkah kami.
Namun, oh Guru, berapa kali kubuat hatimu pilu? Harapan yang kau tanam, kadang tak tumbuh seperti yang kau dambakan. Aku sadar, banyak kecewa yang kuhaturkan, namun tak sedikit pula kasih yang kau berikan.
Guru terbaik dalam hidupku, adalah Indo' (Ibu) dan Ambo'ku (ayahku). Mereka yang pertama kali mengajariku mencintai dunia, lewat kehangatan pelukan dan cerita malam. Mereka yang meluruskan langkahku, saat aku terseok di jalan yang keliru.
Dan kau, Guru di ruang kelas dan kehidupan, meneruskan tugas suci itu dengan sabar. Membuka pintu ilmu, menjadikan mimpi kami nyata, meski kau tahu, tak semua akan berjalan seperti harapan.
Hari ini, di Hari Guru, kusyukuri setiap ajaran dan teguran, setiap senyum yang menguatkan, dan setiap tetes peluh yang menjadi perjuangan. Karena tanpamu, Guru, takkan ada langkah-langkah kecilku yang berarti.
Maafkan aku atas kecewa yang pernah kupersembahkan, dan terimalah rasa hormat yang tak pernah cukup diucapkan. Untuk Indo', Ambo', dan semua guru dalam hidupku, terima kasih, kau adalah pelita yang tak pernah padam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI