"Kucing istana pasti sombong. Dia tidak peduli pada kita," gerutu Si Hitam, kucing tua di desa itu.
"Tapi kita butuh harapan. Kalau Kucil benar, hidup kita bisa selamat," kata Oyen, kucing betina yang memiliki tiga anak kecil.
Kucil memutuskan pergi ke Istana Merdeka untuk menemui Bobby. Perjalanannya penuh bahaya. Ia harus menghindari kendaraan besar, anjing penjaga, dan manusia yang tidak bersahabat. Namun, tekadnya terlalu kuat untuk dihentikan.
Akhirnya, setelah perjalanan panjang, Kucil tiba di Istana Merdeka. Ia melihat Bobby sedang duduk di taman yang megah, memandangi kolam ikan. Dengan keberanian luar biasa, Kucil mengeong memanggilnya.
"Bobby Kartanegara! Aku Kucil dari desa. Aku datang untuk meminta bantuanmu!"
Bobby menoleh dengan elegan. Ia mendekati Kucil, matanya penuh rasa ingin tahu. "Bantuan apa yang kamu butuhkan?"
"Kami ingin kamu menjadi Presiden Kucing!" Kucil menjelaskan tentang ancaman penghapusan larangan makan daging kucing dan bagaimana Bobby bisa menggunakan posisinya untuk menyelamatkan mereka.
Bobby terdiam sejenak, lalu berkata, "Aku setuju. Tapi menjadi Presiden Kucing bukan hanya soal gelar. Aku harus memastikan semua kucing, dari kampung hingga kota, hidup dengan aman dan terhormat."
Kucil terharu mendengar jawaban itu. Bersama Bobby, ia mulai merancang kampanye besar. Bobby menggunakan pengaruhnya untuk berbicara langsung dengan Presiden Prabowo, meminta agar larangan makan daging kucing tetap diberlakukan.
Beberapa minggu kemudian, berita baik tersebar. Presiden Prabowo tidak hanya mempertahankan larangan tersebut, tetapi juga mengeluarkan kebijakan baru untuk melindungi kucing dari kekerasan.
Di desa, para kucing bersorak. Bobby dinobatkan sebagai Presiden Kucing, dan Kucil menjadi penasihatnya. Kini, para kucing di desa dan kota hidup lebih aman.