PUISI -- Kala maksiat tak jua mampuM enggoda jiwamu yang penuh ragu, Syetan berbisik lembut di telinga, Menyusup dalam sanubari jiwa.
"Tak apa," ujarnya dengan licik," Engkau telah sholeh, hidupmu apik." Dibisikannya halus, penuh kepalsuan, Merajut selubung kesombongan pelan-pelan.
Ketika dosa tak lagi terpikat, Maka ia hadir dalam bentuk lain, terlekat. Bukan lagi hitam yang tampak jahat, Melainkan puji diri, yang semu dan penat.
Dia bisikkan padamu agar merasa suci, Bahwa imanmu lebih tinggi dari yang lain, Namun itulah jebakan, ilusi terbungkus rapi, Menggiringmu pada keangkuhan yang makin dalam terbenam.
Hati-hatilah dalam bersujud dan berserah, Karena syetan tak akan pernah lelah. Jika dosa tak mampu ia tanam di dada, Maka pujian kosong ia titipkan, agar kita lupa.
Maka dalam tiap helaan napas dan doa, Mohonkan perlindungan kepada Sang Esa. Agar jauh dari tipu daya yang tersamar, Mengingat, hanya kepada-Nya kita benar-benar mendekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H