Di tengah sorak kemenangan yang menggema, Di puncak kejayaan, kau tegak berdiri, Prabowo - Gibran. Namun, ingatlah, di setiap gelap bayangan, Ada tangan yang siap menusuk di belakang.
Brutus tak selalu datang dengan pedang terhunus, Ia menyamar dalam senyum manis penuh muslihat, Berbisik halus di telinga yang lelah, Membawa janji yang hanya fatamorgana semata.
Di bawah kilau kuasa yang gemerlap terang, Waspadalah, Prabowo - Gibran, pada sosok yang diam. Bukan musuh yang menghunusmu dari depan, Namun sahabat yang berkhianat tanpa perasaan.
Tak semua tangan yang terulur membawa persahabatan, Ada yang menggenggam racun dalam keheningan, Jangan lengah di tengah lautan tepuk tangan, Brutus mengintai di antara ribuan pandangan.
Tetaplah tegas, tetaplah bijak dalam bertindak, Karena musuh sejati sering kali tak terlihat. Di balik topeng loyalitas, ada pengkhianatan yang menunggu, Prabowo - Gibran, waspadalah, meski dunia bersorak untukmu.
Tegakkan langkahmu, namun dengan hati yang tajam, Karena Brutus bisa hadir kapan saja, tanpa salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H