Mohon tunggu...
Usman Bone
Usman Bone Mohon Tunggu... Buruh - Buruh, Kuli, Pembantu

Kumpulan Cerita Pendek, Cerita Rakyat Puisi, Tokoh dan Sosok

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kelihatannya Kita Saudara dan Sangat Akrab, Tapi Saling Menghujat di Belakang

20 Oktober 2024   16:14 Diperbarui: 20 Oktober 2024   20:20 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelihatannya kita saudara, tak terpisahkan, Tertawa bersama di bawah langit biru yang cerah, Bersulang atas mimpi dan harapan yang sama, Tapi di balik senyum, ada bisikan yang menghujam.

Akrab di depan, seolah tak pernah ada celah, Namun di belakang, hujatan menjadi bahasa, Seolah lupa akan ikatan yang pernah ada, Kini terbungkus dalam kepalsuan yang membara.

Kita saling memuji saat dunia menyaksikan, Namun di saat sendiri, semua berubah makna, Mengapa senyum menjadi topeng yang kita kenakan, Dan kata-kata menjadi senjata yang menghancurkan?

Mungkin kita pernah bersaudara dalam hati, Namun kini terjebak dalam ironi yang tak terucap, Di depan dunia, kita tetap bersama, Tapi di belakang, kebenaran menjadi rahasia.

Kelihatannya kita saudara, tapi jauh dari itu, Mungkin suatu hari kita bisa jujur, Menyadari bahwa keakraban bukan sekadar kata, Tapi jiwa yang tulus, tanpa hujatan di belakang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun