Mohon tunggu...
Usman Bone
Usman Bone Mohon Tunggu... Buruh - Buruh, Kuli, Pembantu

Kumpulan Cerita Pendek, Cerita Rakyat dan Puisi, Tokoh, Sosok

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Puisi - Saya Menyebutnya Durjana Berparas Dewa

11 Oktober 2024   14:26 Diperbarui: 11 Oktober 2024   14:34 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PUISI - Aku melihatnya dari jauh, Senyumnya manis, wajahnya megah, Bersinar bagaikan dewa, Membawa janji yang indah, seolah surga.

Tapi di balik sorot mata itu, Ada durjana yang tak kasat oleh waktu, Lidahnya licin, penuh tipu daya, Menggulung kebenaran dalam dusta tanpa suara.

Parasnya menawan, menarik setiap hati, Namun jiwanya penuh kelicikan yang tersembunyi, Langkah-langkahnya tenang, bagai elang di langit tinggi, Namun cengkeramannya merenggut, meninggalkan sunyi.

Di hadapannya, aku terpesona sejenak, Tapi aku tahu, ini bukanlah mimpi yang hendak, Ini nyata---durjana yang menyamar, Berparas dewa, namun hatinya mengakar liar.

Aku menyebutnya durjana berparas dewa, Sebuah pesona palsu yang menghancurkan jiwa, Dan di antara kilauannya yang membutakan, Aku tetap berjalan, mencari kebenaran yang tak pernah padam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun