Mohon tunggu...
Usman
Usman Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru PKN SMKN 1 Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Negeri Ini Sedang Darurat Korupsi, "Save KPK"

24 Januari 2015   04:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:29 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Negeri ini sedang darurat dalam perang melawan korupsi". Pikiran ini menyembul tak terbendung. Kala menyimak beberapa laman media online mainstream menyajikan penangkapan "teror" terhadap salah seorang pimpinan komisi pemberantasan korupsi, Bambang Widjayanto (BW) oleh Bareskrim Polri, sebagai berita utama.

Maaf. Karena teramat sulit untuk mencegah pikiran liar yang menduga bahwa penangkapan BW tersebut bersangkut-paut dengan penetapan tersangka yang dilakukan KPK terhadap salah seorang jenderal polisi, calon tunggal Kapolri. Apalagi, penangkapan tersebut dilakukan polisi hanya empat hari berselang, setelah menerima laporan kasus yang disangkakan kepada BW dari seorang Kader PDI Perjuangan. Kasus super kilat, begitu sebuah media memberikan ilustrasi terhadap penanganan kasus yang melibatkan BW yang memang relatif cepat itu.

"Penetapan tersangka Calon Kapolri oleh KPK, Laporan kasus oleh Kader PDI Perjuangan, Penangkapan BW yang notabene Wakil Ketua KPK oleh polisi". Beberapa babak kejadian acak tersebut, cukup berhasil menjebak pikiran penulis, sehingga dengan mudahnya menebak bahwa potongan-potongan kejadian itu merupakan alur yang saling terangkai. Sebaliknya, sangat sulit untuk membangun pikiran, bahwa peristiwa yang memang terpisah tempat dan waktunya itu sebagai kejadian-kejadian tunggal dan berdiri sendiri.

Sekali lagi, Maaf. Sangat sulit mengingkari dugaan itu, meski mungkin pula tidak akan mudah membuktikan keterkaitan kejadian-kejadian itu di depan hukum-formal. Akan tetapi, Semakin banyak peristiwa yang diurai, maka makin panjang alur yang bisa dirangkai, dan tentu saja dugaan akan semakin menguat, bahwa kejadian itu adalah satu rangkaian yang saling berpagutan.

Tulisan ini, hadir tidak dimaksudkan untuk menegaskan dugaan adanya persinggungan beberapa kejadian belakangan, yang sejauh ini pada akhirnyabermuara pada penangkapan BW oleh Bareskrim Polri. Tulisan ini, tidak lebih dari sekadar aktualisasi nasionalisme anak bangsa yang sedang miris, menyaksikan pertunjukan para elit negeri yang semakin hari kian tidak berkualitas.

Beda Reaksi Penetapan Dua Tersangka

Selalu ada hikmah positif yang bisa dipetik dari seburuk apa pun kondisi atau peristiwa yang kita hadapi. Kalimat bijak itu, rasanya juga berlaku untuk kondisi bangsa kita saat ini, khususnya terkait dengan penetapan tersangka terhadap dua pejabat di institusi penegak hukum, Polri dan KPK. Hikmah positif itu, bisa kita lihat dari reaksi publik terhadap dua peristiwa tersebut.

Sejujurnya, penulis merinding, setiap kali membaca berita yang memuat besarnya dukungan publik (mahasiswa, mantan pejabat , pegiat anti korupsi) dari pusat hingga daerah, terhadap BW dalam menjalani kasusnya dan KPK dalam melanjutkan perang melawan korupsi. Merinding, menyimak berbagai foto "SAVE KPK", beredar luas di media online sebagai bentuk dukungan.

Besarnya dukungan publik terhadap BW dan KPK, bagi penulis, patut disyukuri mengingat semakin hilangnya kepercayaan publik terhadap lembaga negara secara umum. Kita patut bersyukur bahwa KPK masih dipercaya dan didukung publik dalam upaya membersihkan lantai bangsa ini dari sampah korupsi.

Reaksi publik terhadap BW dan KPK berbanding terbalik ketika seorang jenderal polisi, calon tunggal Kapolri ditetapkan sebagai tersangka. Dukungan justeru lebih banyak disuarakan elit parpol, politisi, dan pejabat negara. Pegiat anti korupsi? Tanpa dipaparkan, penulis cukup yakin semua sudah paham bagaimana reaksinya.

Perlakuan berbeda dari publik itu, menyulut optimisme penulis bahwa KPK sekali lagi akan berhasil mematahkan serangan yang dewasa ini semakin masif dilakukan pihak-pihak yang tidak sejalan dengannya, KORUPTOR CS.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun