Mohon tunggu...
Usmadina Aulia
Usmadina Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bismillah, to be author mendunia 🙌

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Milenial Bijak Sikapi Persoalan Sosial Gerakan Keagamaan yang Berlebihan

14 Mei 2023   11:22 Diperbarui: 14 Mei 2023   11:36 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agama adalah sebuah ajaran yang mengajarkan kita, menuntun kita ke arah yang sesuai dengan pedoman atas perintah-Nya, Sering kali kita dapat menjumpai, dengan beragam kemajemukan umat islam dalam menentukan dan mempelajari ajaran islam. Tentu mereka tumbuh dan berkembang mengikuti arus peradaban di saat ini yang sudah sangat pesat dari segi pengembangan dan peradaban yang lebih modern. Dengan berkembangnya umat muslim maka membutuhkan relasi dengan umat beragama yang pasti memungkinkan menimbulkan strategi adaptasi yang berbeda. dengan lahirnya komunitas keagamaan itu merupakan hasil interaksi panjang antar manusia beragama dengan lingkungannya.

Tak terlepas itu semua, tentu ada saja dari beberapa pihak yang tak diketahui motifnya apa, dan dari pemimpin yang memiliki adat kebiasaan yang menyimpang dari ajaran keagamaan, mereka dengan gamblangnya membuat gerakan keagamaan secara berlebihan yang mengakibatkan keresahan dan menganggu kerukunan antar umat beragama akibat perbedaan, perselisihan dan penyimpangan yang dilakukan mereka di depan masyarakat banyak. 

Dan bagaimana kita dalam mengatasi permasalahan tersebut, bagaimana kita meluruskan, membimbing dan juga bagaimana kita membangun persepsi bersama antarumat beragama khususnya penyebaran penyiaran ajaran agama islam harus berdasarkan pemahaman dan tingkat kearifan yang baik dan cukup tanpa menimbulkan perdebatan, perselisihan, dan kekacauan yang dilakukan oleh masyarakat yang awam, ekstrem dan pihak yang memiliki motif yang tidak baik pada ajaran islam itu sendiri.

Sebagai contoh dari sekian banyak nya gerakan keagamaan, yang sedang hangat di Indonesia untuk dikupas lebih lanjut yaitu munculnya sebuah aliran di salah satu kota Sulawesi Selatan, Katakanlah yaitu bernama aliran HAKIKINYA HAKIKI. Lebih spesifik dari ajaran ini adalah pengalaman dari seseorang yang menjadi bagian pengikut dari ajaran tersebut pernah bertemu dengan sang pencipta yaitu Allah Swt secara langsung dan pernah menunaikan ibadah haji secara berkali kali dengan ilmu tarekat atau lebih ke bersifat ghaib dengan istilah yang diungkapkan adalah secara hakiki. dilihat dari ajaran, tauhid yang sangat jauh dari pokok sendi ajaran islam itu sendiri, maka MUI sudah menyatakan ajaran, aliran, gerakan keagamaan tersebut sesat dengan pembuktian yang terang, dapat diketahui asal usul, silsilah dari ajaran tersebut yang dirasa sudah tidak sesuai dengan konsep ajaran islam itu sendiri.

Maka jika dikaitkan dengan hal yang akan dibahas, munculnya gerakan keagamaan secara berlebihan tersebut adalah bukti dimana relasi antar umat muslim sesama, maupun dengan non muslim yang dirasa sudah menjawab kurang nya hal moderasi beragama dalam menyikapi kemajemukan perbedaan sudut pandang atau pendapat yang beragam dalam menyikapi keyakinan yang sesuai dengan apa yang dianut masing masing masyarakat.

Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar Mesir, Abdul Hayyi 'Izb Abdul 'Al menjelaskan faktor faktor munculnya gerakan keagamaan secara berlebihan khususnya di indonesia itu sendiri, PERTAMA adanya pemahaman yang salah terhadap baik dari ayat Alqur'an itu sendiri, hadist hadist maupun dari kitab-kitab klasik. di Indonesia itu sendiri, ketika mempelajari dan memahami ajaran agama islam, mereka dengan mudahnya mengambil kesimpulan dari apa yang sudah mereka pelajari meskipun itu belum sepenuhnya mereka memahami nya. sebagai contoh dalam fenomena terdapat nya perbedaan dari gaya hidup, aturan untuk shalat. secara spesifik, katakanlah ketika ada salah seorang yang tidak memakai do'a qunut ketika melaksanakan shalat subuh, dan orang yang tidak memakai doa qunut tersebut langsung menjudge atas apa yang dilakukan oleh seseorang tersebut, dari kasus tersebut dapat disimpulkan, dengan perbedaan pemakaian qunut atau tidak nya tersebut kembali kepada mereka yang memiliki keyakinan, mahzab yang dianut tentu berbeda beda.

selama itu tidak menyeleweng dan keluar dari sendi pokok ajaran islam, itu tidaklah masalah. dan dari karakter seseorang tersebut menggambarkan, ketika belajar, memahami ajaran agama tak sepenuhnya mempelajari nya secara menyeluruh alhasil menimbulkan kesalahpahaman terhadap ajaran islam yang begitu komplek yang sudah di bahas di sumber hukum islam. dan KEDUA yaitu menafsirkan teks-teks keagamaan berdasarkan hawa nafsu (selera pribadi), dan jauh dari pemahaman yang benar terhadap agama yang bertolak dari prinsip menjaga urusan-urusan agama dan dunia secara bersamaan. dan yg KETIGA adalah memasukkan agama secara paksa ke dalam aliran-aliran politik yang beraneka ragam, dan sembunyi di balik jargon-jargon keagamaan untuk mempengaruhi manusia dan menarik simpati mereka.

dan KEEMPAT, kurangnya pendekatan kepada kawula muda, para dai kehilangan bahasa untuk mempengaruhi. sangat penting sejak dini diajarkan dan dikenalkan ajaran agama yang sesuai dengan tuntunan dari agama itu sendiri. Sebagai contoh, ketika sejak dini sudah diajarkan hal hal yang berbau radikalisme, maka sang anak ketika menyikapi dan menanggapi hal tersebut sebagai sebuah kebenaran yang sudah diajarkan pengajarnya sebelumnya. dengan Kasus lagu "AKU CINTA ISLAM, ISLAM YES, KAFIR NO! sebagai seorang pengajar ketika ingin memberikan bahan pengajaran kepada muridnya harus lah dapat menelusuri dan memperhatikan betul bahan ajarannya kepada para peserta didiknya, karena didikan lirik sederhana tersebut bisa menimbulkan sebuah kebencian anak didik kita thd agama lain, dan ditakutkan ketika beranjak dewasa, maka mereka akan terus memiliki sikap yang tidak baik karena dari awal sudah tertanam nilai nilai sedari didikan ajaran tersebut. dan yang terakhir adalah berlebih-lebihan dalam masalah cabang, baik yang berkaitan dengan fikih maupun akidah dan berkobarnya perselisihan di dalamnya, sehingga menyebabkan kerancuan berpikir di kalangan pemuda. Perselisihan dalam masalah-masalah cabang tempatnya adalah kajian-kajian akademik saja, bukan materi yang disampaikan dalam media massa kepada masyarakat.

Berdasarkan faktor faktor ataupun sebab lahirnya gerakan keagamaan yang berlebihan ataupun sangat meliar kemana mana, tentu ada solusi dan bagaimana sebagaimana seorang milennial yang cerdas dapat mampu mengatasi maupun menghadapi permasalahan tersebut secara bijak, sebagai garis besar adalahnya berdasarkan kesepakatan dari para ulama adalah, memang cara terbaiknya adalah dengan melakukan "MODERASI BERAGAMA" selain melakukan hal tersebut ada beberapa cara menurut Berdasarkan Al-Qardhawi (1986) dari diantaranya adalah kita harus memperlakukan mereka secara manusiawi dan penuh persaudaraan, berhenti untuk mengkafir kafirkan mereka, karena kita tidak sepantasnya untuk berujar seperti itu dan yang terakhir adalah Mempelajari agama secara benar sesuai dengan metode yang sudah ditentukan oleh para ulama Islam dan mendalami esensi agama agar menjadi Muslim yang bijaksana tidak hanya literasi tanpa bimbingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun