Mohon tunggu...
Uslafatul ayunurmaladevi
Uslafatul ayunurmaladevi Mohon Tunggu... Aktor - still student

like nothing but something

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Terapeutik dan Empati dalam Bimbingan Konseling

13 Mei 2019   23:59 Diperbarui: 14 Mei 2019   00:04 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mungkin beberapa masih asing dengan kata Terapeutik. Hubungan Terapeutik adalah hubungan interpersonal antara klien dan konselor. Hubungan terapeutik bertujuan untuk membantu klien mengurangi beban masalahnya, membantu konselor untuk mengambil tindakan yang efektif juga pada klien. Dengan adanya hubungan terapeutik, klien merasa dihargai, dihormati dan tenang dengan terjalin keakraban antara klien dengan konselor. Dalam hubungan terpeutik konselor harus menaruh perhatian lebih pada saat klien bercerita, menunjukkan penerimaan. Menunjukkan penerimaan disini berarti konselor mendukung dan menerima berbagai informasi dari klien tanpa memutus pembicaraan sebelum selesai.

Selain hubungan terapeutik, dalam konseling dibutuhkan juga empati. Menurut Stewart (1986) merumuskan empati sebagai kemampuan untuk menempatkan diri di tempat orang lain agar bisa memahami dan mengerti kebutuhan dan perasaannya. Empati disini, seorang konselor mampu memahami perasaan klien seperti marah, sedih, takut, emosi, senang dan lainnya. Dengan ber empati membuat seorang konselor mengetahui suasana hati klien.

Dengan adanya empati dalam hubungan terpeutik, akan terjalin hubungan kerjasama yang baik antara konselor dan klien. Selain itu dengan adanya empati, klien akan lebih nyaman dan merasa untuk menceritakan dengan gamblang dalam proses konseling. Selain empati, dalam hubungan terapeutik ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki konselor, yakni :

  • Ikhlas. Konselor harus menunjukkan sikap ikhlas ke klien agar komunikasi yang dilakukan tidak terhambat.
  • Kehangatan. Suasana hangat bisa terlihat dari suatu komunikasi dimana klien memiliki kebebasan untuk bercerita.
  • Jujur. Dalam hubungan terapeutik adalah hubungan interpersonal dimana kejujuran sangat diperlukan dan dengan adanya kejujuran maka akan terjalin sikap terbuka.
  • Altruistik. Altruistik yakni kepuasan pada saat menolong orang lain
  • Etika. Dalam sebuah komunikasi sangat diperlukan etika, dimana klien dan konselor mulai membangun sebuah kepercayaan.
  • Bertanggung jawab. Bertanggung jawab mendukung etika dari konselor dank lien. Bertanggung jawa membangun cara berkomunikasi dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun