Ini bukan cerita pertama mencetak dengan Canon karena suami pakai printer ini sudah sejak lama bahkan sebelum kami menikah dan pertama saya datang ke rumahnya sebagai istri, mesin printer merek Canon ini sudah duduk manis di meja kerjanya. Mesin printer ini tidak tahu sejak kapan menclok disitu yang jelas tidak mengalami kerusakan setelah beberapa bulan lalu.
Saat itu anak kami yang baru berumur kurang lebih satu tahun setengah main-main didepan meja kerja ayahnya dimana printer itu berada. Dia bisa memasukkan mainannya dan mengucurkan minumannya kedalam printer itu dengan cepatnya. Saya yang lagi duduk nonton tak sempat menghalaunya ketika dia melakukannya.
Kami tak mengira kalau tindakannya akan mencederai printer itu sampai beberapa hari kemudian kami membutuhkan printer itu untuk mencetak Boarding pass tiket kami. Kebetulan kami akan melakukan perjalanan keluar kota, Milwaukee. Saya lebih nyaman mencetak Boarding pass dari rumah untuk menghindari antrian di bandara. Sayang pas mesin dinyalakan, dia tidak mau mencetak. Hari sudah larut. Saya stres banget karena kami harus pergi pagi-pagi.
Saya lalu meminta suami untuk segera membeli printer baru untuk menyelamatkan waktu esok hari di bandara. Suami asalnya tidak menurut karena menurut dia tenang saja. Menurut dia di bandara ada printer juga. Saya tidak mau mencetak di bandara karena tahu suka antri. Lagipula di aturan yang dicetak kecil-kecil di website maskapai penerbangan yang akan kami tumpangi tertera jelas kalau mencetak boarding pass di konter penerbangan harus bayar 5 Dolar. Lumayan mahal. Maklum ibu-ibu, mau hemat sebisa mungkin.
Saya dan suami berdebat lumayan lama soal beli printer baru malam-malam ini. Tapi perdebatan akhirnya berujung dengan terpaksanya suami mengikuti kemauan saya. Untunglah ada supermarket 24 jam disini. Maka suami walau sudah hampir tengah malam masih berhasil membawa printer ke rumah dari sana. Dia tak lama kembali dengan printer baru. Saya tanya berapa harganya, cuma sekitar 50 dolar katanya. Lumayan ekonomis.
Saya tidak perhatikan merek printer baru yang dibelinya. Saya hanya cepat-cepat saja menginstalnya. Mudah sekali. Langsung saya cetak tiket dan boarding passnya. Pas saya beresin kardus bekas pembungkus printer itu saya baru sadar kalau mereknya sama; Canon. Sepertinya suami sudah percaya sama merek ini.
Malam itu saya tidur dengan nyenyak dan puas karena tahu semua dokumen dan keperluan penerbangan esok pagi akan berjalan lancar. Benar saja. Karena tiket dan boarding pass sudah dicetak dari rumah, esok harinya di bandara, kami bisa melenggang dengan cepat.
Momen mencetak tiket dan boarding pass ini merupakan salah satu momen mencetak berkesan bagi saya karena; kami dikerjain oleh kelakuan si Kecil yaitu berdebat malam-malam dan suami terpaksa harus ngepot ke toko padahal dia sudah siap-siap tidur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H