Mohon tunggu...
🍀 Usi Saba 🍀
🍀 Usi Saba 🍀 Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

🎀 Menolak Tenar 🎀

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Kena Urticaria/Hives

8 Maret 2016   21:23 Diperbarui: 9 Maret 2016   02:57 1822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi - Shutterstock"][/caption]Beberapa waktu lalu tiba2 tubuh saya gatal2. Gatal2 ini bila digaruk maka akan menimbulkan seperti benjolan seperti kena ulat bulu. Sadis banget ini gatal2. Mana seluruh tubuh pula. Kata suami, mungkin karena saya pakai sweater berbahan wool yang kebetulan saya pakai hari itu. Mungkin saya alergi wool katanya. Maka saya lepaskan sweater itu dan mandi serta ganti baju lainnya. Saya buang itu sweater, aduh padahal baru itu mana harganya lumayan lagi... wkwkwkwk... 17 dolar kok lumayan?. Ya lumayan soalnya itu harga aslinya 89 dolar. Cuma karena kena diskon cuci gudang jadi 17 dolar. 

Okeh jadi itu sweater dibuang judulnya. Tetapi eh tetapi kok ini gatal2 gak hilang2 ya?. Maka saya pun mijum Zyrtek (sebuah obat alergi disini). Tak lupa seluruh badan diolesi talc. Masih juga gatal2. Maka suami olesin Calamine (losion pengurang gatal). Tapi masih juga gatal2. Karena hari sudah malam dan saya capek banget ngurus gatal2 ini, maka saya minum Acetaminophen 200 mg saja supaya ngantuk dan tidur. Tak lama saya pun tertidur dan alhamdulillah paginya gak gatal2 lagi. 

Selain mencurigai sweater wool itu sebagai penyebab gatal2, suami saya juga curiga kepada bubuk deterjen yang kami pakai. Maka saat itu juga dia mengganti deterjen kami dengan deterjen cair khusus, yang fragrance free dan dye free.  Seluruh pakaian saya cuci dengan deterjen baru itu.

Tapi beberapa hari kemudian si gatal2 datang lagi padahal saya sudah memakai baju yang dicuci deterjen baru. Jadi ini gatal2 bukan disebabkan wool, bukan pula deterjen. Sama rasanya; gatal dan sakit seperti digigit apa gitu dan pas digaruk itu masih ninggalin kayak bentol2 mengikuti arah garukan. Kalo gak digaruk sakit, digaruk tambah edan. Waaah stres banget. Obat alergi gak mempan, semua losion, minyak, dan apa2 gak mempan. Dan ini penyakit datangnya selalu pas mau tidur. Maka saya kembali minum Acetaminophen aja biar tertidur karena kalo melek maunya ngegaruk terus. 

Suami lalu meminta saya mengingat-ingat makanan dan obat2an yang saya konsumsi berbarengan dengan datangnya si gatal2. Saya ingat satu merek Sambal yang saya konsumsi dan waktu mulai mengkonsumsinya hampir berbarengan dengan munculnya gatal2 ini. Maka saya pun menghentikannya. Tapi esok harinya si gatal kembali datang. Berarti Sambal gak punya salah. Lalu saya pikir mungkin Udang?. Saya pun berhenti makan udang, tapi gatal2 tetap eksis. Saya fikir mungkin ikan asin?. Walaupun saya sudah lama mengkonsumsi ikan asin dan tak pernah menderita alergi tapi demi percobaan kali ini, maka saya pun menghentikan makan ikan asin tapi ternyata si gatal2 masih juga ada. Jadi sambal, udang, dan asin bukanlah terdakwanya.

Sebisa mungkin kalau saya sakit, saya tidak mau berurusan sama dokter sampai usaha di rumah habis, tapi karena gatal2 ini sudah sangat menyiksa, dan sialnya saat itu adalah akhir pekan maka esok harinya saya pergi ke klinik karena kebetulan hari itu Sabtu dan dokter spesialis Alergi tutup semua. Untuk keadaan darurat disini ada beberapa pilihan yang bisa kita lakukan; pergi ke UGD, Klinik Walk in (Klinik tanpa janji dulu), atau ke dokter pribadi. Itu yang saya tahu.

Saya gak pilih ke UGD karena biasanya nunggunya lama dan karena akhir pekan besar kemungkinan kita gak dapet dokter spesialis. Saya gak pergi ke dokter pribadi juga karena gak punya wkwkkwkwk. Dokter pribadi yang bisa kita panggil ke rumah kapan pun kita mau itu tarifnya gak cocok sama kantong saya wkwkkwkwk. 

Kalau ke dokter spesialis itu biasanya harus antri sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, nah, klinik walk-in ini enak, gak perlu bikin janji dulu, tinggal datang aja cuma biasanya yang nanganin jarang dokter langsung apalagi dokter spesialis  tapi Advance Nurse gitu yang bisa nanganin hal2  dasar untuk sementara dan kalo sakitnya berkelanjutan kita harus ke RS atau dokter spesialis aja. Kalo saya sih nyebutnya Puskesmas begitu.  Sama yang meriksa saya disana, saya dikasih kayak salep steroid.

Tapi ini salep nggak mampu juga meredakan gatal2 di tubuh saya.  Malamnya, si gatal2 beraksi lagi. Saya frustasi sampai menangis-nangis karena gatal-gatal itu. Suami lalu membelikan sebuah salep buat pereda bila kena sengatan racun begitu. Lumayan reda tapi tak mampu membuat saya diam untuk ingin menggaruk maka saya kembali meminum Acetaminophen agar tertidur.

Paginya di hari Minggu dimana kami berencana untuk pergi ke UGD saja, saya mencoba membaca-baca di google soal gatal2 saya ini. Saya pernah membaca soal gatal2 ini dengan kata kunci "Itchy on skin" (gatal2 di kulit) tapi kali ini saya cari di google dengan kata kunci "Hive", sebuah kata yang saya dapat dari suami untuk mendeskripsikan bekas garukan di kulit karena gatal2 itu. Dan saya menemukan informasi sebagai berikut:

1. Penyebab si gatal2 ini biasanya makanan, obat-obatan seperti pereda nyeri termasuk didalamnya Acetaminophen dan Ibuprofen, cuaca panas atau dingin,  stres, air mandi yang kita pakai, gigitan serangga, bahan pakaian, dan kadang penyebabnya tidak diketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun