Mohon tunggu...
🍀 Usi Saba 🍀
🍀 Usi Saba 🍀 Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

🎀 Menolak Tenar 🎀

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Amin dan Anis; Sudah Tampankah Anda?

30 Mei 2014   00:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:58 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Baca berita di Tribunnews.com soal Anis Matta dan Amin Rais yang bilang kalau umat Islam itu harus pilih pemimpin yang tampan dan banyak harta bikin saya mendidih. Bukan apa-apa, ini dua orang yang ngomong kayak yang gak pernah makan bangku sekolah aja.  Bawa2 agama lagi, apalagi Anis Matta yang bawa2 hadis kalau pilih pemimpin yang tampan sesuai hadis Nabi. Pengen muntah berak diare di atas mukanya jadinya.

Kalau yang ngomong itu wajahnya seperti Ari Sihasale dan Ray Sahetapy sih saya masih bisa maklum karena mereka ngaca dulu begitu sebelum ngata2in orang. Lha ini, mereka sendiri wajah ngepas begitu, bukan, bukan ngepas tapi menurut saya malah jauh, jauh sekali dari kata tampan, udah berani ngomong begitu.

Mereka kan pemimpin di partainya masing2 dan Amin dulu pernah jadi pimpinan MPR, itu juga kategorinya pemimpin lho. Nah, apa dulu mereka dipikirnya bisa menjabat itu karena mereka merasa jadi orang tampan? Hoeks deh pengen muntah lagi nih.

Itulah gunanya cermin sodara2, itulah gunanya iman asli yang bener, itulah gunanya makan bangku sekolah.  Biar sikap dan tindakan kita itu tidak seenak jidat, ngomong seenak lidahnya aja dengan mempermalukan pembuat otak kita yang padahal itu mereka sudah digosok dulu di sekolah lama banget.

Dangkal sekali perkataan kedua orang yang ngaku pria ini. Memilih pemimpin hanya karena fisik. Sebagai orang jelek jelas saya tersinggung. Ini judulnya dua orang ini mau bilang jangan pilih Jokowi yang jelek. Mas, mas, denger ya, jelek sama tampan itu relatif. Contohnya anda berdua, menurut anda pasti anda merasa tampan tiada terkira, makanya menyarankan orang cari pemimpin yang tampan aja.

Tapi kalau menurut saya, anda berdua juga tidak tampan. Biarpun saya dikasih duit sama emas segunung untuk merubah perkataan dan pandangan saya akan struktur wajah kalian yang segitu2nya, maaf maaf saja, saya tak akan tersogok, kebenaran dan isi hati saya lebih penting, saya akan tetap katakan kalau kalian itu jelek.

Sampai maut menjemput raga saya, saya tak akan pernah dengar usul kalian untuk memilih pemimpin yang tampan dan kaya. Suka2 saya mau pilih siapa. Saya punya hati dan pilihan sendiri. Tampan itu bisa dibuat, tinggal bawa aja muka kita ke dokter buat operasi plastik. Masuk wajah Amin Rais, ntar keluar jadi Tom Cruise juga bisa. Masuk Anis Matta, keluar  Ronaldo juga cetek.

Ini sudah omongan gak mutu,  bawa2 agama lagi. Ini agama Islam selalu jadi tameng kalian buat membodohi rakyat Indonesia yang mayoritas Islam. Kualat nanti kalian selalu mengatasnamakan agama. Bawa agama pada tempatnya, jangan mengambil keuntungan dari penonton yang tidak tahu apa2, bikin malu agama aja.

Tapi kalau mau fair bawa2 agama, pemimpin itu konon lebih baik yang punya istri, bukan single. Memang ada pemimpin2 yang single dulu seperti di Amerika, tapi orang2 Barat ini pas jatuhnya bicarain kebutuhan seks, mereka berprinsip tidak harus menikah pun jadi, nah pemimpin normal kan pasti butuh ini, masa iya yang orasinya pake Allahu Akbar Allahu Akbar tapi pas jatuh ke urusan ini kita sendiri jadi berkhayal itu kalo pengen ngapain ya?

Tapi bagi saya sih single atau tidak bukan masalah, terserah itu mau ngapain yang jelas, kalau bawa kata pemimpin harus tampan rasanya berlebihan.  Rasis sekali.  Dangkal sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun