David Bekam.
Nama itu terdengar sedang main2 menurut saya ketika pertama kalinya saya lihat nama itu di Kompasiana. Saya perkirakan, ini pasti lelaki penyuka sepakbola dan suka pemain bola bernama David Beckham. Cuma kayaknya dia orangnya suka becanda jadi diplesetin jadi David Bekam. Saya tidak tahu siapa dia dan gak pernah baca artikel2nya sampai suatu hari Kers mas Aldy Arifin memposting soal bantuan Jamu Tetes yang dikirimkan buat para korban pengasapan di tempatnya. Jamu Tetes itu katanya dikirim penemunya langsung, Kompasianer David Bekam. Hhhmmmm.... jarang2 ada penemu disini.
Saya tertarik dan saya pun mulai membaca2 beberapa artikelnya khususnya soal Jamu Tetes. Dari beberapa artikelnya dinyatakan kalau penemuannya si Jates atau Jamu Tetes ini bisa menyembuhkan beberapa penyakit dan bisa dikonsumi orang sehat pula untuk melancarkan metabolisme dsbnya. Hmmmh, jadi ingat orang di kampung. Bapak yang lagi sakit, perutnya kembung, udah dibawa ke RS dan dokter gak sembuh2, perutnya tetap kembung.
Tak lama pula saya dihubungi seorang Kompasianer yang menggunakan Jates pak David. Awalnya kita ngobrol hal lain tapi kemudian saya tanya juga soal Jates yang dia gunakan. Menurut pengakuannya, Jates itu memberikan perbedaan pada penyakit yang dideritanya. Perbedaan yang lebih meringankan penyakitnya katanya.
Maka saya pun memesan Tiga botol Jates untuk dikirim ke kampung. Rencananya saya mau bagikan kepada sodara juga selain buat Bapak. Satu minggu kemudian, paket sampai dan tralalala.... dikasih bonus satu botol WOW, obat luar yang digunakan secara disemprot. Bagus untuk luka2 luar katanya.
Seminggu, dua minggu. Kemudian saya tanya bagaimana perkembangannya. Saat ini perut Bapak telah buang air besar secara normal. Padahal sebelumnya perutnya kembung. Dikasih obat dari dokter gak ada perubahan yang signifikan.
Ada sodara yang sehat ikut memakainya. Dia bilang, dia merasa staminanya lebih kuat karena tidak biasanya bisa jalan kesana kemari jarak jauh dan menjelang haid biasanya sakit melilit, tapi hal itu tidak dirasakan pasca menggunakan Jates. Wah, harus saya buktikan sendiri nih. Nanti harus order lagi buat dikirim ke tempat saya langsung... wkwkkwwk
Saran saya seperti yang saya sampaikan pada mas David adalah produknya harus dikasih label aja supaya bisa dilepas di pasaran tanpa menimbulkan keragu-raguan konsumen karena menurut saya kalau khasiatnya bagus, maka layak untuk dinikmati banyak lapisan masyarakat kita.
Jates ini mirip hal serupa yang dulu saya gunakan bernama Propo**s. Cuma harga produk itu dulu mencapai Rp 600rb per botol sedangkan produk Jates ini hanya Rp 150rb per botol (10ml). foto: dok. pri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H