Mohon tunggu...
🍀 Usi Saba 🍀
🍀 Usi Saba 🍀 Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

🎀 Menolak Tenar 🎀

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Daerah Nasibmu Kini

15 Maret 2015   08:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:38 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membuat anak harus fasih berbahasa beda ibu dan ayahnya lumayan nyusahin apalagi kita tinggal di satu tempat yang sekelilingnya hanya berbahasa satu saja.  Kosakata bahasa Inggris anak saya udah lumayan untuk ukuran anak 2,5 tahun. Cuma masalahnya kosakata bahasa Indonesia sama Sundanya minim banget karena sumbernya yaitu saya, jarang juga ngomong pake bahasa Indonesia dan Sunda di rumah. Orang yang diajak ngomong bahasa itunya gak ada.

Suami mengeluh soal kosakata bahasa Indonesia dan Sunda anak yang minim ini. Dia meminta saya ngomong lebih banyak dalam dua bahasa itu supaya setiap pulang kampung ini anak bisa berinteraksi sama keluarga ibunya katanya.  Saya bilang ya anak-anakmah beda bahasa juga ntar nyambung sendiri, terus anak2 di kampung biarin yang belajar bahasa Inggris aja.... wkwkwkwk.

Terus suami nanya saya bagaimana rasanya punya anak bisa ngomong dalam bahasa yang beda sama kamu?. Kata saya ya aneh aja terus ada rasa seneng begitu. Dia lalu bilang kalau dia pun ingin punya perasaan itu, liat anaknya bisa bahasa yang beda sama dia apalagi itu bahasa ibunya. Dia ingin terlihat keren didepan teman2 dan keluarganya dan membanggakan anaknya bisa bahasa lain selain bahasa Inggris. Wkwkwkwkwk... tapi yang terutama tetap dia bilang dia mau anaknya merasakan akar budaya ibunya setidaknya bahasanya.

Tapi ya usaha saya selain ngomong sendiri sama dia, paling puterin video anak2 lagu Indonesia yang sayangnya video animasi lagu2 berbahasa Indonesia ini masih minim sekali dibandingkan video anak2 animasi Korea dan berbahasa Inggris tentu saja.  Contoh video animasi anak2 berbahasa Indonesia:

Halo Halo Bandung

Fenomena merasa berbahasa Inggris lebih keren daripada berbahasa daerah itu mirisnya sepertinya dirasakan banyak orang.  Ya, tidak bisa berbahasa Inggris  di era globalisasi ini memang serasa terbelakang mengingat transaksi2 keuangan, ilmu pengetahuan, pasar global dsbnya mengharuskan kita untuk bisa memahaminya tapi melupakan bahasa daerah kita sendiri juga menurut saya adalah sebuah ketidakberuntungan karena seperti kehilangan salah satu asal sejarah kita.

Mirisnya dan menyedihkan ketika mendengar kalau Bahasa Daerah Kini statusnya di sekolah hanyalah sebagai Muatan Lokal yang artinya tidak diwajibkan seperti dulu. Padahal kalau diwajibkan setidaknya anak2 yang merupakan generasi penerus akan tahu sedikit bahasa Daerahnya masing2. Gak gelap sama sekali.

Di Kompasiana sendiri sejatinya merupakan tempat bertemunya banyak orang Indonesia dari berbagai suku dan menurut saya merupakan sebuah kesempatan untuk melestarikan budaya sendiri diantaranya bahasa daerah. Kalau Kompasiana memberi kanal sendiri terhadap bahasa Inggris, sepertinya bahasa daerah juga harus diberi peluang tersendiri, tidak hanya merupakan bagian dari Kanal Humaniora sub Bahasa.

Miris terdengarnya ketika ada yang melarang kita memposting bahasa daerah disini tapi meminta pakai bahasa Inggris saja yang kalau kita fair, yang faham baik bahasa Inggris maupun bahasa daerah  tidaklah semua isi Kompasiana ini.

Mari melihat2 sedikit dan beberapa Bahasa Daerah di Tanah Air di artikel ini:

Update Lomba Bahasa Daerah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun