Mohon tunggu...
🍀 Usi Saba 🍀
🍀 Usi Saba 🍀 Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

🎀 Menolak Tenar 🎀

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pengalaman Beli Pulsa dari Kompasianer

23 Maret 2015   21:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:11 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa hikmah dari penyelenggaraan Lomba Bahasa Daerah yang kemarin saya selenggarakan.  Selain jadi tahu kemampuan bahasa daerah temen2 dan ngakak ngejengkang karena gak ngerti tapi juga nemu Kompasianer yang bisa dipercaya alias Kompasianer jujur.

Pengalaman saya yang sering salah menilai Kompasianer tentu saja membuat saya susah mempercayai kembali Kompasianer lainnya. Ceritanya beberapa waktu lalu saya percaya banget sama salah seorang Kompasianer sampai hampir2 saya mau membuka jati diri saya ... hahahaha... emang jati diriku penting?.  Ya, semua tentang saya itu penting, menurut saya... wkwkwkwk.

Untung saya gak jadi cerita siapa saya ke Kompasianer itu karena ternyata belakangan saya baru tahu kalau dia orangnya tidak amanah alias tidak bisa dipercaya.  Sejak itu saya hati2 banget kalau ngasih nomer telpon, karena takut jadi boomerang... wkwkwkwk... serasa orang penting aja nih. Sekali lagi, saya orang penting menurut saya.

Nah, kembali ke penemuan orang2 jujur ketika penyelenggaraan lomba bahasa daerah itu. Kan hadiahnya pulsa, dan saya mestinya yang harus beli dan mendistribusikan pulsa itu tapi karena orang di kampung yang biasa saya titipi uang ada kesibukan jadi niat saya buat beli pulsa dari salah seorang Kompasianer saya urungkan.

Tapi karena saya terlanjur ngomong sama Kompasianer itu, perasaan gak enak itu kok kebawa2 tidur jadi gak enak, makan pula. Padahal Kompasianernya itu bilang gak apa-apa kalau gak jadi juga. Biasa aja katanya. Tuh  jadi tambah gak enak kalau diomongin gitu. Kalau dingototin mungkin saya jadi sebel, nah ini malah dibilangin gak apa2 kok, katanya.  Karena gak enak itu, maka saya cari orang di kampung lagi yang bisa bantu saya transfer duit ke Kompasianer ini.

Saya gak pernah berurusan soal duit atau apapun dengan Kompasianer ini. Yang saya tahu kayaknya dia orangnya jujur tapi sebelum dicoba siapa yang tahu? Orang disini hanya dinilai dari tulisannya saja, gak tahu aslinya.  Tapi karena didorong perasaan gak enak tadi, terlanjur ngomong mau beli darinya masa gak jadi?. Maka demi memuaskan dan menentramkan hati sendiri, saya pun menghubunginya lagi dan bilang jadi order pulsanya. Andai dia mengkhianati saya seperti cerita2 seram Kompasianer lain yang hubungannnya jadi renggang karena berbisnis, saya bilang dalam hati, ini uang cuma sedikit, tapi akan mampu membuka tabir karakter seseorang dimana mungkin bisa menjadi pelajaran bagi saya di masa depan.

Dan ketika saya mengkonfirmasi pengiriman uang serta mengirimkan nomor2 peserta yang harus diisi pulsa, tak lama Kompasianer ini balas dan bilang kalau semua pulsa sudah didistribusikan kecuali yang nomornya belum ada. Tak lupa dikiriminya saya tanda bukti pendistribusian pulsa itu. Hati saya plong luar biasa.Tak menyangka akan dilayani secepat itu.  Bayangin kalau pendistribusiannya menunggu waktu lama? Saya bisa cemas dan malu sama temen2 yang dijanjiin bakal dikirimi pulsa.

Sampai semua nomor terkumpul, alhamdulillah proses pendistribusian berjalan lancar dan cepat. Saya bersyukur karena saya tidak salah menilai Kompasianer kali ini. Nah, selain itu ada lagi. Ceritanya Mbak Ida Moedrid dapet pulsanya dua kali, seharusnya mbak Ida dapat pulsa yang 100 ribu aja tapi hapenya pada saat yang sama kemasukan pulsa 50 ribu juga. Terus mbak Ida lapor sama saya tentang ini dan mau balikin pulsanya karena merasa bukan haknya. Wah, hati seneng masih ada orang jujur seperti ini. Setelah dicek ternyata saya mencantumkan nama mbak Ida ini dua kali... wkwkwkwk di daftar penerima pulsa 100 ribu dan 50 ribu.

Berdasarkan pengalaman saya diatas, maka bila temen2 memerlukan pulsa, bolehlah menghubungi Kompasianer :

Kompasianer Rokhmah Suryaningsih

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun