Mohon tunggu...
Bosman Batubara
Bosman Batubara Mohon Tunggu... -

tidak senang dengan keberadaan PT Sorikmas Mining di Kabupaten Mandailing Natal

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengapa Orang Madina Wajib Mengusir Sorik Mas Mining?

26 September 2010   04:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:58 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama saya mohon maaf kepada semua kawan yang di lapangan, baik yang pro kepada keberadaan tambang PT Sorik Mas Mining (PT SMM) di Kabupaten Mandailing Natal, juga yang kontra, atau malah yang abu-abu. Adapun permintaan maaf ini saya rasa perlu saya sampaikan karena sekarang yang dapat saya lakukan barulah berjuang, mengklping data, menulis, dan mengajak orang melalui media on-line. Kalau Tuhan mengizinkan saya ada kesempatan, maka saya akan berada di barisan paling depan demonstrasi untuk mengusir keberadaan PT SMM di Kabupaten Madina. Meskipun begitu, dari pihak saya, saya bukanlah mau membuat kubu-kubu siapa yang bergerak di lapangan dan siapa yang bergerak di dunia maya. Yang dapat saya sampaikan adalah bahwa kedua gerakan ini sama-sama perlu dan harus saling bersinergi. Ada baiknya saya perkenalkan siapa saya sebelumnya. Nama saya Bosman Batubara. Saya lahir di Desa Tolang, Kecamatan Kotanopan (sekarang Ulupungkut) dan menyelesaikan pendidikan SMA saya di SMU negeri Kotanopan. Selepas SMU, saya melanjutkan pendidikan ke Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada jurusan Teknik Geologi. Akhir tahun 2005, saya menyelesaikan pendidikan S-1 saya. Segera sesudahnya, sebagai seorang geolog muda, saya bergabung dalam berbagai proyek eksplorasi mineral di beberapa lokasi di Indonesia. Karir sebagai geologist profesional saya akhiri pada bulan Maret 2008 dengan jabatan exploration geologist di PT Kaltim Prima Coal, perusahaan tambang batubara terbuka terbesar di dunia yang beroperasi di Sangatta, Kalimantan Timur. Dan sejak tahun 2008 sampai dengan hari ini, saya terlibat dalam advokasi korban Lumpur Lapindo yang terjadi karena kesalahan pada sumur Banjar Panji-1 milik PT Lapindo Brantas di Porong, Jawa Timur. Dari pengalaman saya bersinggungan dengan dunia pertambangan selama sekira 5 tahun tersebut, ada satu kesimpulan yang saya dapatkan, bahwa: industri ekstraktif seperti tambang mineral dan migas hanyalah memberikan keuntungan pada segelintir orang (terutama pemilik dan pejabat pemerintah), sebaliknya, mendatangkan bencana kepada masyarakat yang berdiam di sekitar sebuah area pertambangan. Banyak kasus dan bukti soal pernyataan saya pada alinea ini. Saya pikir saya tidak perlu melanjutkannya, akan tetapi kalau ada yang ingin tahu lebih jauh, mungkin di lain waktu kita bisa obrolkan itu semalam teler. Masuk ke konteks keberadaan PT SMM di Kabupaten Mandailing Natal. Sampai saat ini, saya belum pernah melakukan sebuah penelitian lapangan mengenai permasalahan ini. Akan tetapi saya memperoleh informasi melalui kawan, media dan laporan perusahaan. Kegiatan eksplorasi emas di Kabupaten Mandailing Natal sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Sewaktu saya masih SD, sudah bolak-balik para geolog datang ke kampung saya melakukan ekspedisi. Hal yang saya ingat dengan jelas adalah bahwa para orang kampung yang rata-rata memiliki pendidikan yang tidak memadai untuk pekerjaan teknis seperti pertambangan, biasanya menjadi kuli tebas dan angkut. Tenaga penduduk lokal digunakan untuk menebas jalan eksplorasi di hutan-hutan dan juga untuk mengangkuti conto-conto setangan batuan yang akan dianalisis di laboratorium. Beberapa waktu yang lalu saya kebetulan memiliki kesempatan berbicara dengan dua orang yang masih tinggal di Mandailing Natal. Mereka bercerita bahwa aktivitas tambang akan dibuka di sekitar desa Tambiski/Hutabargot, Jambur Padangmatinggi. Meskipun mereka tidak tahu itu tahapan apa, tetapi saya membandingkan informasi lapangan dari mereka dengan informasi yang dapat saya cari dari media massa dan internet. Akhirnya penelusuran tersebut membawa saya pada website perusahaan Sihayo Gold Limited (SGL). SGL—sebelumnya bernama Oropa Limited—inilah yang sekarang memegang saham 75% pada PT SMM. Website mereka ada di http://www.sihayogold.com/view/home/. Dalam website itu ada beberapa laporan perusahaan. Salah satunya bertajuk Quarterly Report: For the Three Months Ending 30 June 2010, Sihayo Pungkut Gold Project Indonesia (75%)—selanjutnya akan disebut dokumen A. Dalam laporan empat bulanan tersebut CEO   SGL, Paul Willis, menyampaikan pernyataan seperti berikut:

“Infill drilling results and new resource figures are very encouraging and the substantial increase in the gold grade is economically very significant. This new resource estimate lays down a solid foundation for the ongoing Definitive Feasibility Study (“DFS”) with the Company now confident of taking the project through to production.” [hasil pemboran sisipan dan model cadangan baru sangat menjanjikan, meningkat sangat berarti pada level yang layak secara ekonomi. Cadangan baru ini menjadi dasar yang kuat bagi Studi Kelayakan Defnitif yang sedang berlangsung, dan perusahaan sekarang sangat percaya diri untuk melanjutkan proyek ke arah produksi—terjemahan bebas; BB]

Dari pernyataan Paul Willis tersebut, maka menjadi jelas bahwa informasi yang saya dapatkan dari kedua orang yang saya temui di atas benar adanya. Di website SGL saya menemukan sebuah laporan lagi yang bertajuk ASX Announcement 2010: Result of Genaral Meeting for Shareholders—selanjutnya akan disebut dokumen B. Pada salah satu bagian dalam publikasi sebanyak 33 halaman tersebut dinyatakan bahwa ia besifat confidential, tetapi malah dipasang di wesbite dalam bentuk pdf file pula. Dalam laporan yang ditujukan buat para pemegang saham perusahaan ini tercantum jadwal yang sudah diajukan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Adapun jadwal yang mereka ajukan saya terjemahkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1: jadwal proyek Sihayo Gold Project (PT SMM), Mandailing Natal. Sumber: Dokumen B (http://www.sihayogold.com/view/home/)

Setelah mengetahui jadwal di atas, pertanyaan berikutnya adalah: dimana mereka beroperasi? Peta-peta pada bagian berikut mungkin dapat menjelaskan keberadaan perusahaan ini secara lebih sederhana.

Peta 1: Pulau Sumatra dan lokasi kontrak karya PT SMM. Sumber: Dokumen B (http://www.sihayogold.com/view/home/)

Hal lain yang ingin saya sampaikan adalah, ketika saya ngobrol dengan 2 orang informan yang saya ceritakan di atas, dalam sebuah kesempatan, mereka menyatakan pernah mendengar bahwa tambang PT SMM kelak tidak akan berbahaya, karena lokasinya kecil saja. Hahahahaha… dalam hati aku sudah tertawa ketika itu. Saya tidak bisa tertawa benaran ketika itu karena saya belum melihat peta. Sekarang saya sudah kehilangan minat tertawa begitu melihat peta seperti yang ada di atas, karena ternyata wilayah kontrak PT SMM sangat luas. Lihat saja kota Panyabungan hanyal satu titik kecil kalau dibandingkan dengan lokasi area kontrak perusahaan yang berwarna hijau pada peta no. 2. Bayangkan, berapa kali kota Panyabungan luasnya wilayah tersebut. Publikasi Jatam tahun 2010 (Kegiatan Tambang PT. Sorik Mas Mining di Taman Nasional Batang Gadis Menghancurkan Ekosistem) menyatakan bahwa kontrak karya PT SMM yang berada di Ulupungkut, Kotanopan dan Muarasipongi itu memiliki luas area sebanyak 24.300 Ha. Sementara yang di Sihayo (Siabu, Bukit Malintang dan Panyabungan) seluas 41.900 Ha. Kalau dijumlahkan itu berarti seluas 66.200 Ha.

Peta 2: lokasi detil PT SMM. Sumber: Dokumen B (http://www.sihayogold.com/view/home/)

Setelah mengkaji permasalahan luas area seperti di atas, maka selanjutnya kita akan melihat seperti apa model cebakan mineral yang diburu oleh PT SMM tersebut. Pada salah satu peta di Dokumen B disebutkan bahwa tipe cebakan emas yang diketahui melalui pemboran adalah Jasperoid Au, Porphyry Au-Cu, Epithermal Au, Skarn Au-Cu, dan Greisen Au-Cu. Dalam peta profil terlihat bahwa unit batuan Jasperoid berada pada kedalaman ratusan meter. Itu artinya, kalau PT SMM mau mengambil unit ini, mereka akan menggali sedalam ratusan meter ke dalam tanah, alias akan muncul lobang menganga dengan kedalaman ratusan meter. Kalau, katakanlah, luas tubuh Jasperodi Au yang mau diambil melampar pada luasan dengan diameter 500 meter, maka tidak mungkin luas diameter lobang menganga di permukaan sepanjang 500 m, karena tidak mungkin mereka membuat dinding lobang lurus ke bawah. Dalam membuat lobang untuk konstruksi, mereka harus mempertimbangkan stabilitas lereng, dan oleh karena itu dipastikan diameter lobang di permukaan akan jauh lebih besar. Singkat kata, PT SMM sebenarnya sedang menyiapkan lobang raksasa di daerah Hutabargot.

Peta 3: sayatan geologi lapangan Sihayo. Perhatikan... unit batuan Jasperoid ada di kedalaman ratusan m. Sumber: Sumber: Dokumen B (http://www.sihayogold.com/view/home/)

Bagi saya, apa yang sedang dirancang oleh PT SMM di Kabupaten Madina, lebih mematikan dari Freeport di Papua. Karena di Papua, Freeport menggali lobang di daearah yang populasi rendah—untuk tidak mengatakan kosong (kita tidak usah dulu bicara lingkungan, ekologi, dan keanekaragaman hayati, biacara manusia aja dulu). Meskipun saya tidak punya data soal populasi awal di Eastberg (nama gunung yang dikeruk Freeport) sebelum Freeport masuk ke sana, tetapi saya percaya kalau diadakan penelitian pun pasti populasi di sekitar Hutabargot dan Panyabungan sekarang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan di sekitar Eastberg sebelum Freeport masuk. Dan di Freeport juga mereka pada awalnya hanya mau menggali Eastberg, tetapi kemudian ditemukan Grasberg, dan lobang pun bertambah besar dan bertambah banyak. Sementara kuku-kuku mereka makin kuat mencengkeram di sana, termasuk dengan cara mengkooptasi pemimpin lokal yang mau menjual tanah tumpah darahnya hanya demi kepentingan materi buat pribadi. Melihat model yang sedang dibangun oleh PT SMM, besar kemungkinan pola di Freeport akan mereka kerjakan juga. Apalagi mereka juga sudah memegang kontrak karya untuk wilayah di Kecamatan Kotanopan, Ulupungkut dan Muara Sipongi (Madina bagian selatan). Dengan demikian, jangan heran kalau nanti mulai dari Panyabungan hingga Muarasipongi menganga lubang-lubang raksasa yang berserakan. Tulisan ini hanyalah diagnosa awal yang dapat saya lakukan. Kalau ada data baru, saya akan dengan senang hati berdiskusi, dan kalau perlu merevisinya, dan minta maaf kalau ada kesalahan. blog kami: http://usirsorikmasmining.wordpress.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun