Mohon tunggu...
Uswatul Fitriyah Osadi
Uswatul Fitriyah Osadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Instagram @pesan.us

I'm happy, hurting and healing at the same time..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Dosen Bilang "Open Book"

28 November 2016   19:46 Diperbarui: 28 November 2016   19:51 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya ujian dari dulu memang sudah ada, setiap tengah semester dan akhir semester akan dilaksanakan, di Sekolahan bahkan di Perguruan Tinggi. Budaya seperti ini selalu menjadi pro dan kontra hingga sekarang, karena bukan hanya membuat siswa atau mahasiswa pintar tapi ada saja yang down ketika ujian datang, mungkin belum siap atau masih banyak pembelajaran yang belum dikuasai.

Di Perguruan Tinggi atau kampus budaya seperti ini wajib ada (tergantung dosen sih) dan akan selalu mengadakan ujian tegah semester / UTS dan ujian akhir semester / UAS. Kali ini berbeda dengan di Sekolahan. Dosen mempunyai wewenang lebih daripada mahasiswa, bahkan banyak meme-meme yang mengatakan “Dosen selalu benar”, iya memang benar kadang saya juga setuju dengan meme-meme seperti diatas. Tapi tidak semua dosen berlaku seperti itu, masih banyak dosen yang mau mendengarkan suara mahasiswanya bahkan ketika ujian.

Dosen : “Ujian open book atau close book?”

Sudah pasti sekelas akan teriak “OPEN BOOK!!” hanya saya yang akan bilang “close book” tapi ternyata suara saya kalah dengan teman-teman sekelas, jadi mau tidak mau saya mengikuti teman sekelas agar ujian open book (haha just kidding).

Dosen : “Ujiannya open book!!”

Dan kelas yang awalnya hening menunggu keputusan dosen bicara menjadi gaduh karena perkataan dosen yang memberikan ujian open book. Hanya saja kadang meskipun ujian open book tapi tidak ada dalam buku catatan, bahkan yang biasanya sudah bawa banyak buku referensi tetap tidak ada, mau pinjam buku teman juga tidak bisa kan lagi ujian. Dan akhirnya saya tidak paham maunya pak dosen dan bu dosen apa? (Pastinya demi kebaikan mahasiswanya).

Mahasiswa mana yang menghianati dirinya sendiri ketika dosen bilang OPEN BOOK dan dia tak bahagia. Mahasiswa mana yang tidak senang ketika dosen bilang OPEN BOOK, dan mahasiswa mana yang tidak teriak girang ketika dosen bilang tidak ada ujian tulis atau ujian lisan. Jika ada salah satu mahasiswa yang tidak setuju dengan tulisan saya silahkan komentar dibawah.

Salam Bapak Ibu Dosen. . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun