Beralihnya penggunaan bahan bakar oleh kalangan rumah tangga dari minyak tanah ke komoditi gas atau elpiji, sering menimbulkan dampak yang cukup beragam. Salah satu dampak yang sering muncul adalah adalah terjadinya kekurangan tabung elpiji, gterutama untuk ukuran 3 (tiga) kilogram.
Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan bahwa di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar) akhir-akhir ini kekurangan sekitar 10 juta tabung elpiji ukuran tiga (3) kilogram per tahun. Terjadinya kekurangan tersebut sering meresahkan masyarakat, terutama mereka yang selalu mengunakan elpiji ukuran 3 (tiga) kilogram.
Lebih lanjut dikatakan oleh Rudy Gunawan, banyaknya kekurangan tabung elpiji ukuran tiga (3) kilogram dan naiknya harga elpiji ukuran 12 kilogram, telah mengakibatkan terjadinya kelangkaan gas atau elpiji di pasaran. Dalam sebulan, setiap rumah tangga di Garut rata-rata menggunakan tiga tabung, belum termasuk untuk sektor Usha Kecil dan Menengah (UKM). Secara keseluruhan, masyarakat Kabupaten Garut menggunakan sekitar 26 juta tabung per bulan.
Meskipun di Garut terjadi kekurangan tabung elpiji ukuran 3 (tiga) kilogram, namun berdasarkan pengalaman bahwa kekurangannya biasanya tidak berlangsung lama. Kasus seperti ini tidak menutup kemungkinan karena adanya permaninan dari dari para spekulan. Untuk itu, ke depan perlu ada pengaturan kembali terhadap para distributor atau penyalur elpiji ukuran 3 (tiga) kilogram yang terdapat di Kabupaten Garut. Para distributor atau penyalur tersebut harus didata ulang dan dilarang melakukan spekulasi, misalnya “menimbun”, untuk kemudian dijualnya pada saat harga tinggi. Selain itu, aturannya harus diperketat, yaitu hanya distributor atau penyalur yang memiliki surat izin saja yang diperbolehkan menjadi penyalur gas atau elpiji ukuran tiga (3) kilogram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H