Mohon tunggu...
Usep Mulya
Usep Mulya Mohon Tunggu... -

Pemerhati gerakan Islam yang ingin menyebarkan kedamaian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aliran Sesat Al Maghfurullah di Cirebon

6 Maret 2014   21:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:10 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terjadinya reformasi dan euforia yang kebablasan, telah mendorong beberapa anggota masyarakat untuk mendirikandan mendeklarasikan aliran tertentu. Salah satu aliran aneh yang cukup menghebohkan akhir-akhir ini adalahAl-Maghfirullah di daerah Cirebon, Jawa Barat (Jabar). Aliran tersebut diindikasi merupakan aliran sesat, karena antara lain kegiatannya eksklusif dan pemimpinnya mengaku sebagai Tuhan.

Kondisi tersebut diatas tentu saja telah meresahkan warga yang berada di sekitarnya. Akibatnya ratusan warga Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon bersama sejumlah anggota ormas Islam Cirebon yang tergabung dengan ALMANAR (Aliansi Masyarakat Nahi munkar) melakukan aksi penutupan paksa terhadap aliran sesat yang berkedok Yayasan Al-Maghfurullah. Aksi masyarakat untuk menutup kegiatan Yayasan Al-Maghfurullah tersebut terjadi pada hari Senin tanggal 03 Maret 2014 yang baru lalu. Aksi serupa juga telah dilakukan oleh ratusan warga masyarakat sekitar pada tanggal 06 Pebruari 2014 di depan Yayasan Al-Maghfirullah. Pada saat itu, warga masyarakat menolak keberadaan Yayasaan Al-Maghfirullah dan bahkan menuntut penutupan, namun yayasan tersebut tetap saja melakukan aktifitasnya.

Yayasan Al-Maghfurullah terletak di Jalan Soban Al Hidayah GG. Gunung Laya RT 15/04 Desa Klayan Kecamatan Gunung Jati Cirebon. Warga dan sejumlah ormas Islam melakukan penggerebekan, karena geram mendengar laporan bahwa sang pemimpin yayasan mengaku sebagai Tuhan.

Ketua ALMANAR Andi Mulya menuturkan, Yayasan Al-Maghfurullah telah menyebarkan ajaran sesat dan menyesatkan. Beberapa pemuda yang menjadi anggota yayasan itu menyebut ketua yayasan itu telah mengaku sebagai Tuhan. Kelompok ini dipimpin oleh Kyai Kaharudin Abdul Qodir Jaelani alias Mama Guru Syekh Klayan alias Karim alias Mursyid Lebih lanjut dikatakan oleh Andi Mulya, yayasan yang dipimpin Mursyid tersebut mengaku Tuhan dan Syaikh. Itu dikatakan muridnya yang keluar dari yayasan tersebut.

Selain itu, Andi Mulya mengungkapkan bahwa Yayasan Al-Maghfurullah selama ini sangat tertutup dengan warga sekitar. Bahkan, masjid yayasan tidak boleh dimanfaatkan warga sekitar. Menurut Andi Mulya, kegiatan yayasan tersebut sangat tertutup sekali. Warga setempat dilarang melakukan shalat di masjid mereka, karena masjid itu hanya diperuntukkan bagi muridnya yang menganut ajaran Mursyid.

Beberapa tahun sebelumnya, Yayasan Al-Maghfurullah sempat dipanggil Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cirebon dan dilarang menyebarkan ajaran lain kecuali ajaran di jalan Allah. Andi Mulya menambahkan,meskipunsudah dilarang, namun Mursyid itu masih tetap mengajarkan ajaran sesat, sehingga kami melakukan penutupan yayasan.

Meski mendapat hadangan dari Polres Cirebon, warga dan anggota ormas Islam berhasil membuka gerbang Yayasan Al-Maghfurullah dan masuk menuju rumah pimpinan yayasan. Saat warga hendak bertemu ketua yayasan, Mursyid menutup pintu rumahnya rapat-rapat dan menolak keluar. Warga dan para anggota ALMANAR pun melakukan negosiasi dengan Mursyid yang difasilitasi oleh Kapolsek Gunung Jati, AKP. Acep Mulyana.

Namun demikian, Mursyid itu tetap ngotot mengurung diri di dalam rumah. Hal itu memantik emosi warga dan para anggota ormas yang mengepung Yayasan Al-Maghfirullah. Mereka pun membuka paksa pintu rumah Mursyid.

Mengingat situasi di sekitar Yayasan Al-Maghfirullah sudah semakin panas, anggota Polres Cirebon akhirnya mengamankan Mursyid tersebut. Saat Mursyid berhasil dievakuasi anggota kepolisian dari rumahnya, beberapa warga berhasil mendaratkan bogem mentah kepada sang Mursyid. Setelah itu, Mursyid dilarikan ke Mapolres Cirebon untuk diamankan dari amukan warga.

Meskipun Yayasan Al-Maghfirullah merupakan aliran sesat dan menyesatkan, namun masyarakat dihimbau agar tidak “main hakim sendiri” dan tidak boleh melakukan aksi brutal yang bersifat negatif serta kontra produktif.Penyelesaian aliran sesat tersebut selain harus diserahkan kepada aparat yang berwajib, juga hendaknya ada pembinaan secara terarah, terpadu serta berksinambungan oleh berbagai instansi atau pihak yang terkait, misalnmya Majlis Ulama Indonesia (MUI).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun