Mohon tunggu...
Usep Saeful Kamal
Usep Saeful Kamal Mohon Tunggu... Human Resources - Mengalir seperti air

Peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

May Day, Cak Imin, dan Buruh

1 Mei 2018   08:09 Diperbarui: 1 Mei 2018   09:27 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 1 Mei 2018 ini kondisi gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) akan nampak lengang, tidak seperti hari-hari biasanya seiring dengan libur nasional Hari Buruh atau yang lebih populer disebut May Day.

Dilansir krl.co.id, jumlah pengguna KRL perhari pada hari kerja berjumlah 993.804 bahkan pernah mencapai penumpang terbanyak berjumlah 1.065.522.

Penulis bersama ribuan penumpang pengguna jasa transportasi KRL dan mayoritas sebagai buruh pada May Day ini dipastikan tidak menggunakan jasanya. Sehari penuh para buruh bisa menikmati masa liburnya setelah menghabiskan kesibukannya di hari kerja.

Bagi sebagian buruh, May Day boleh jadi hari yang ditunggu-tunggu seiring dengan rencana yang telah ditentukan untuk sekedar menghabiskan waktu bersama keluarga dengan piknik dan kegiatan refreshing lainnya.

Berbeda dengan sebagian buruh yang lain, momen May Day merupakan hari yang ditunggu-tunggu untuk turun ke jalan menggelar aksi menyuarakan beberapa tuntutan mereka terhadap pemerintah.

Banyaknya komunitas buruh rupanya salah satu indikator beragamnya cara buruh mengisi May Day. Ada yang turun aksi, melakukan kegiatan sosial, olah raga jalan santai, berkumpul dengan keluarga, darmawisata, pelatihan dan lainnya.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2017 yang disampaikan Menaker Hanif Dhakiri, serikat pekerja atau buruh di Indonesia berjumlah 7.000 dengan anggota sebanyak 2,7 juta orang dari 230 ribu perusahaan dari berbagai sektor.

Data itu cenderung mengalami penurunan dari 14.000 serikat pekerja dengan 3,4 juta anggota pada tahun 2007. Penulis kira, apapun keadaanya bahwa serikat pekerja berfungsi sebagai wadah memperjuangkan hak-haknya meskipun dilakukan dengan cara yang berbeda-beda.

Bicara buruh merupakan tema yang menarik setiap tahunnya, ada warna warni yang menyertainya. Wajar bila May Day seringkali menyisakan kesan negatif karena seringkali diwarnai kericuhan.

Dari tahun ketahun tuntutan mereka tidak jauh berbeda, seperti: menolak upah murah, jaminan pensiun buruh, hapus sistem kerja outsourching, turunkan harga bahan pokok, dan jaminan sosial.

Apapun aktivitas yang dijalankan dalam mengisi libur nasional, May Day adalah momentum khusus yang ditunggu-tunggu para buruh. Meski demikian, ada saja pekerja yang tak bisa menikmati libur pada May Day bahkan lebaran sekalipun seperti wartawan dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun