Mohon tunggu...
Yus Mei Sawitri
Yus Mei Sawitri Mohon Tunggu... -

Suka membaca dan menulis sejak kecil....Hobi jalan-jalan, nongkrongin toko buku dan nonton sepak bola...:)\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Merindukan Kembalinya Kejayaan Bulutangkis...

12 Mei 2010   16:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:14 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_139580" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock)"][/caption] Menikmati sajian turnamen Thomas & Uber di televisi dalam empat hari terakhir, membuat kerinduan terhadap kejayaan bulutangkis  kembali  mengapung. Aksi heroik Hendrawan ketika menjadi pahlawan Indonesia delapan tahun silam masih melekat erat...Setelah menaklukkan pemain Malaysia, Roslin Hashim di partai terakhir, sekaligus menjadi penentu kemenangan Indonesia, pria yang sangat kalem itu berlari ke pinggir lapangan dan langsung dikejar seluruh anggota tim Indonesia. Di kandang tim Naga "China",  Indonesia memecahkan rekor menjadi juara Piala Thomas lima kali beruntun. Tapi sayangnya itu menjadi piala terakhir Tim Merah Putih. Tiga edisi turnamen setelahnya, gelar selalu direngkuh tim China. Nasib tim Uber lebih menyedihkan. Pesta terakhir srikandi-srikandi Indonesia terjadi 16 tahun silam! Tepatnya di era Susi Susanti dan Mia Audina cs. Setelah itu, sektor puteri kita seolah tiarap, tertutup kemegahan prestasi Tim Tirai Bambu.  Hingga sekarang podium tertinggi Piala Uber tak sedikitpun mampu kita sentuh... Pertanyaannya, kemana nama besar bulutrangkis kita? Dulu negara lain selalu gentar setiap mendengar nama Indonesia. Adakah yang meragukan kehebatan Rudy Hartono, Liem Swie King, Johan Wahyudi, Iie Sumirat, Ivana Lie, Susi Susanti, Icuk Sugiarto, Ricky/Rexy, Ardy B Wiranatha, Joko Supriyanto, Heriyanto Arbi, Alan budikusuma, Gunawan dll? Saat ini Indonesia memang masih menjadi kekuatan utama bulutangkis dunia, namun keangkerannya telah memudar. Atmosfer hebat kehidupan bulutangkis di setiap sudut negeri ini juga perlahan menghilang... Dulu, layaknya mayoritas anak-anak Indonesia , saya tak bisa menghindar untuk mencintai bulutangkis. Bahkan konon "yus" dalam nama saya diambilkan dari aturan bulitangkis. Olahraga ini benar-benar membuat saya terpikat. Ia hadir lebih dulu di hati sebelum saya menyukai voli, basket dan akhirnya tergila-gila dengan keindahan sepak bola dan Manchester United! Samar-sama masih teringat bagaimana dulu sangat deg-degam ketika melihat Icuk bermain, ikut bersemangat melihat ekspresifnya Rexy atau keuletan Susi.  Setiap pertandingan bulutangkis di televisi pun menjadi tontonan wajib... Keriuhan pertandingan di televisi biasanya menular ke seluruh pelosok. Setiap anak, di kampung maupun kota, langsung keranjingan bermain bulutangkis, entah di lapangan, jalan maupun halaman rumah. Tak terkecuali saya dan adik. Masih teringat bahwa raket pertama saya terbuat dari kayu, bahkan untuk membeli kok kami harus patungan. Kok itu terus kami pakai sampai bulu-bulunya tinggal satu atau tiga helai... Tapi suasana seperti itu tak bisa lagi saya dapatkan...Apakah itu menjadi indikasi bahwa kecintaan dan kebanggaan kita kepada bulutangkis telah luntur? Yang jelas, kita harus mengakui era kejayaan bulutngkis Indonesia sudah berlalu. Kenyataan ini jelas sangat menyedihkan. Meski sangat mencintai sepakbola, saya mengakui bulutangkis lebih berpotensi mengangkat derajat dan kehormatan bangsa ini. Saya dulu ikut menitikkan air mata ketika melihat Susi Susanti dan Alan Budikusuma mengawinkan medali emas di Olimpiade Barcelona, 1992. Momen ketika Susi menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil menitikkan air mata benar-benat sangat menyentuh hati... Saya tak mau pesimistis dengan potret masa depan bulutangkis kita. Semoga raksasa dunia ini hanya tertidur. Kita tak perlu malu meniru cara hebat China dalam melakukan regenerasi. Cipayung harus siap direformasi dan berbenah. Saya sudah bosan melihat Piala Thomas dan Uber lagi-lagi diboyong ke China.  Harapan itu masih ada....saya yakin. Putra-putri bulutangkis terbaik Indonesia, baik Pelatnas maupun non-Pelatnas,  pekan ini sedang berjuang di Bukit Jalil Malaysia. Taufik Hidayat, Simon Santoso, Sony Dwi Kuncoro, Markis/Hendra, Firdasari, Maria Kristin dkk....pada kalian kami berharap. Semoga bangsa ini bisa tersenyum di tengah segala carut marut yang ada. Lantunan Indonesia Raya di Bukit Jalil bakal menjadi obat yang mujarab untuk kegundahan atas segala sandiwara politik dan hukum. Semoga keajaiban itu masih ada......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun