Mohon tunggu...
Yus Mei Sawitri
Yus Mei Sawitri Mohon Tunggu... -

Suka membaca dan menulis sejak kecil....Hobi jalan-jalan, nongkrongin toko buku dan nonton sepak bola...:)\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

10 Places to see before I die...

2 Juli 2011   08:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:00 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu,” kata Andrea Hirata, penulis tetralogi Laskar Pelangi. Lalu ada ungkapan beken lain. “Dunia bagaikan sebuah buku. Jika kamu tidak bepergian ke manapun, maka kamu hanya tertahan di halaman pertama.” Menjelajahi berbagai tempat menarik di berbagai di berbagai penjuru dunia adalah mimpi terbesar saya. Makanya dulu pernah bercita-cita ingin jadi diplomat, biar bisa keliling dunia. Sayang gak kesampaian..heheheeh. Tak apalah. Masih ada banyak jalan untuk mewujudkan mimpi tersebut, entah bagaimana caranya... Nah, ada 10 tempat yang menjadi top wish list saya. Makkah dan Madinah sengaja tidak saya masukkan, karena itu sudah tersimpan di dalam hati. Sama seperti yang dirasakan hampir semua umat muslim di seluruh dunia. Untuk judul tulisan ini, saya terinspirasi dengan sebuah buku berjudul “1.000 places to see before you die”. Inilah daftarnya : 1.Manchester [caption id="attachment_388" align="alignnone" width="300" caption="old trafford"] [/caption] Sebagai seorang muslim, Makkah dan Madinah merupakan tempat suci bagi saya. Must visiting place. Nah, sebagai fans Machester United, holyland-nya jelas Stadion Old Trafford. Rasanya sudah geregetan menginjakkan kaki ke sana. Menyusuri setiap sudut stadion megah berbalut warna dominan merah itu, sembari napak tilas sejarah panjang klub yang berhias prestasi membanggakan. Ingin menengok juga museum klub untuk lebih meresapi kebesaran klub dari deretan trofi yang diraih dengan perjuangan keras dan melalui momen-momen dramatis. Yang paling penting merasakan atmosfer magis pertandingan di bersama 76.000 fans Setan Merah yang selalu memadati Theatre of Dream. Berkunjung ke Manchester tentu belum lengkap tanpa meluangkan waktu untuk menengok Carrington. Training ground modern milik Manchester United. Katanya sulit mendapatkan izin masuk ke tempat itu, tapi bisa melihat dari luarpun saya sudah terima. 2. Moskow Negeri misterius, namun menarik. Begitu saya melabeli bekas negara komunis ini. Makanya Moskow nangkring di urutan kedua daftar ini. Aura Moskow terasa lain dibanding kota-kota di Eropa Barat. Meskipun rezim komunis telah tumbang bertahun-tahun silam, jejak-jejaknya belum lenyap. Dari sebuah buku yang pernah saya baca, Rusia seperti bangsa yang sedang mencari. Yang dicari adalah identitas baru setelah sekian lama terkunci dalam kotak komunisme. Perjuangan itu tidak mudah. Makanya orang Rusia dikenal sering berwajah cemberut dan kurang ramah. Justru itulah yang menjadi daya tarik Negeri Beruang Merah ini. Nah, tentang tempat wajib kunjung tentu diawali dengan Red Square alias Lapangan Merah. Banyak bangunan megah sarat sejarah di tempat tersebut. Ikon utama tentu Katedral St Basilica, yang berarsitektur unik dan tak ada duanya di dunia. Berwarna-warni bagaikan permen. Katedral ini didirikan oleh Ivan the Terrible, yang langsung menusuk mata para arsiteknya setelah bangunan selesai. Tujuannya supaya mereka tidak bisa lagi membuat bangunan serupa. [caption id="attachment_389" align="alignnone" width="300" caption="lapangan merah"]

[/caption] Tempat incaran saya lainnya adalah Stadion Luzniki. Itu lho stadion tempat Manchester United menjuarai Liga Champions 2008. Ya hitung-hitung napak tilas momen dramatis final kontra Chelsea itu. Belum lama ini tercapai kesepakatan antara pemerintah dua negara bahwa bakal ada penerbangan langsung dari Indonesia ke Rusia dan sebaliknya. Bandara Solo, Adisumarmo, terpilih menjadi salah satunya. Nantinya ada rute Solo-Moskow dan sebaliknya. Semoga benar-benar terealisasi, plus tiketnya gak mahal. 3. Istanbul [caption id="attachment_390" align="aligncenter" width="300" caption="jembatan bosphorus"]
[/caption] Setiap membayangkan Istanbul, bayangan yang sama selalu muncul. Yaitu rencana makan siang di Benua Eropa dan malamnya makan di Benua Asia. Hanya di Istanbul impian ini bisa diwujudkan dengan mudah. Ya, inilah kota yang terletak di dua benua sekaligus, dipisahkan oleh Selat Bosphorus. Asik bukan bisa berkunjung ke dua benua berbeda dengan hanya menyeberangi jembatan Bosphorus. Sebuah buku juga berperan membulatkan niat saya untuk mengunjungi Istanbul suatu saat nanti. Buku itu berjudul “Finding Rumi” karangan Najmar.  Perempuan Indonesia itu menceritakan dengan menarik pengalamannya di Turki, untuk mencari spirit El Jalaludin Rumi, yang dimakamkan di Konya, Turki. Pesona lain Istanbul terletak pada Blue Mosque dan Hagia Sophia. Ada juga Istana Topkapi dan Grand Bazaar. Blue Mosque adalah salah satu ikon Istanbul. Masjid ini dibangun oleh Sultan Ahmed pada 1609-1616. Disebut Blue Mosque karena warna motif interiornya kebanyakan biru. Masjid ini katanya sangat besar dan indah. Bener-bener bikin penasaran! Nah, yang lebih menerbitkan rasa ingin tahu saya adalah Hagia Sophia. Pada awalnya itu adalah tempat pemujaan bagi kaum pagan, kemudian pada 360 masehi, Raja Constantius mengubahnya jadi gereja. Ketika Sultan Ahmet dari Kesultanan Ottoman menaklukkan Konstantinopel, Hagia Sophia diubah menjadi masjid. Semua ikon-ikon kristen ditutup dengan plester dan diganti dengan motif Islam. Namun ketika Mustofa Kemal Attaturk (bapak modern Turki atau manusia setengah dewa untuk kaum sekuler Turki) memerintah, ia mengubahnya jadi museum dan membukanya untuk umum. Semua plester-plester pun dibuka. Inilah letak keunikan Hagia Sophia. Kaligrafi tulisan Allah, Muhammad dan sahabat Nabi masih terlihat utuh di mihrab. Nah tepat di atasnya, terpampang lukisan Bunda Maria dan bayi Yesus di pangkuannya. Pemandangan yang tak akan bisa dijumpai di tempat manapun. Dengan berkunjung ke sana kita bisa melihat sisa-sia sejarah Konstantinopel dan  Ottoman sekaligus! 4. Papua Siapa sih yang tak mengetahui Raja Ampat yang tersohor tersebut? Surga bagi para pecinta petualangan bawah laut. Itu salah satu magnet yang membuat saya ingin menyambangi Papua. Namun, magnet utamanya bukan itu. Justru saya penasaran berat untuk mencicipi pengalaman berinteraksi langsung dengan suku-suku asli Papua. Mengenal kesederhaaan, budaya dan kehidupan mereka. Membentuk kesadaran bahwa ada kehidupan yang sangat berbeda di luar sana. [caption id="attachment_392" align="alignnone" width="300" caption="Raja Ampat"]
[/caption] Pengalaman seorang teman begitu mengispirasi saya. Tiga bulan penuh dia berpetualang sendiri di Papua, menyibak kabut misteri suku-suku yang belum tersapu modernitas. Rambutnya yang lurus pun membuat penduduk lokal Papua menatap penuh heran. Selembar foto lawas membuktikan itu. Teman saya itu berdiri di tengah-tengah puluhan penduduk asli Papua yang menatapnya penuh arti, entah kekaguman atau keheranan. Foto yang luar biasa! Belum lagi ceritanya tentang sebuah kebaktikan di pedalaman Papua, yang dipimpin pendeta bule. Kebaktian hanya dilakukan di sebuah halaman rumah. Yang menarik adalah kekontrasan yang tercipta dari sang pendeta dan penduduk lokal. Sayangnya, penerbangan ke Papua mahal, benar-benar menguras kantong. Ya udah deh, sekarang hanya bisa berdoa semoga suatu saat nanti ada maskapai yang menyediakan penerbangan murah ke pulau eksotis itu. 5. Pulau Komodo [caption id="attachment_393" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Komodo"]
[/caption] Rasanya kebangetan kalau tidak bisa berkunjung ke sini. Tempat yang dijagokan Indonesia untuk masuk tujuh keajaiban dunia. Turis dari berbagai negara rela datang jauh-jauh untuk melihat satwa langka yang cuma ada di Indonesia ini. Mosok saya yang orang Indonesia belum pernah pergi ke sana. 6. Pedalaman China Saya kurang begitu tertarik jika diajak mengunjungi Beijing atau kota besar lain di China. Tapi kalau gratis dan murah sih tidak mungkin menolak.hehehe. Saya justru tertarik berat untuk menyambangi daerah pedalaman China atau minimal kota-kota kecil yang masih kental budaya China tempo dulu. Lebih tepatnya ingin melihat China tradisional, dengan kebudayaan dan tradisinya yang sangat tersohor. Siapa sih yang berani mempertanyakan kekayaan budaya China. Bahkan ada sebuah istilah termasyur...belajar lah sampai negeri China. [caption id="attachment_395" align="aligncenter" width="240" caption="Etnis Uigur"]
[/caption] Bebepa tempat yang ingin saya sambangi di Negeri Naga ini antara lain wilayah Yunan, Shandu Sui (di provinsi Guizho), Kashgar dan Turpan (tempat etnis Uygur), atau Suzhou. Tempat-tempat tersebut sepertinya eksotis dan masih orisinal, jauh dari gegap gempita Beijing yang sudah terkontaminasi kehidupan super modern. 7. Kashmir [caption id="attachment_394" align="aligncenter" width="300" caption="Kashmir"]
[/caption] Keinginan datang ke tempat ini muncul belum lama. Gara-garanya karena membaca buku “Jingga” karangan Marina Kusumawardhani. Paradise on Earth alias Surga di Bumi. Begitulah julukan untuk Kashmir di Srinagar, India. Wilayah berupa lembah legendaris yang menjadi sumber sengketa tak berujung antara India dan Pakistan. Marina menggambarkan perjalanan dari menuju Kashmir bagaikan Stairway to heaven. Di Kashmir, terlihat lembah membentang. Hamparan daratan hijau penuh warna-warni terang dari lautan bunga berbentengkan gunung-gunung raksasa dengan salju di puncak-puncaknya. Kemudian semakin dekat ke tempat tujuan, langit semakin biru terang, sinar matahari tampak keemasan, dedaunan tiba-tiba hijau terang tanpa abu. Kashmir juga menyimpan sebuah danau yang dikelilingi pegunungan batu raksasa di sekelilingnya. Begitu kata Marina. Meskipun keindahan Kashmir katanya “ternoda” dengan kehadiran tentara-tentara bersenjata, saya tak terpengaruh. Saya tetap memasukkan tempat ini dalam daftar idaman jalan-jalan. 8. Iran Ada alasan khusus mengapa nama Iran masuk di sini. Yang jelas tak berhubungan dengan tempat-tempat berlabel indah maupun eksotis. Saya Cuma tertarik untuk melongok kehidupan di sana. Bagaimanapun, Persia pernah menjadi salah satu pusat peradaban dunia. Tak heran masyarakatnya cukup istimewa. Mereka dikenal tangguh, pintar dan tak kenal menyerah. Buktinya setelah lebih dari 30 tahun diembargo oleh AS maupun Eropa, Iran tidak ambruk. Mereka bahkan bisa tampil sebagai bangsa yang mandiri. Berbagai teknologi canggih berhasil dipelajari dan dikembangkan oleh anak-anak muda Iran. [caption id="attachment_398" align="alignnone" width="300" caption="Masjid di Qom, Iran"]
[/caption] Buku “Pelangi di Persia” semakin membuat saya menyambangi Negeri para Mullah itu. Apalagi kondisi Iran jelas berbeda dengan Indonesia. Syiah menjadi mayoritas di sana, sedangkan di Indonesia hampir semuanya adalah beraliran Islam Sunni. Teheran tampaknya menarik untuk dikunjungi, begitu juga kota suci Qom, jantung para Mullah. Saya juga penasaran ingin melihat tempat suci aliran zoroaster. Belum lama ini Dahlan Iskan juga menurunkan tulisan bersambung menarik di Jawa Pos tentang kunjungannya ke Iran. Kedatangannya ke sana untuk menjajal kemungkinan kerjasama tentang energi. Pak Dahlan menuturkan perjalannya dengan runtut. Salah satu bagian yang paling menarik adalah bagaimana ia menggambarkan tentang kondisi wilayah dan orang-orang Iran. Dia bilang tak ada yang bagus sekali atau yang jelek sekali di Iran. Tak ada bangunan-bangunan super megah seperti di Jakarta, namun di sana juga tak nampak adanya pemukiman kumuh. Nyaris tak ada mobil-mobil mewah berharga selangit, tapi juga tak ada angkutan-angkutan reot seperti bajaj dan sebagainya. Iran dinilainya sangat tepat seperti kata yang menjadi penanda tengah-tengah Al Quran. Walyatalattaf. 9. Praha [caption id="attachment_397" align="aligncenter" width="300" caption="Praha"]
[/caption] Seperti yang pernah saya bilang, Eropa Timur rasanya lebih menggugah keingintahuan dibanding Eropa Barat. Salah satunya Praha ini, ibukota Republik Cheko. Susah menggambarkan apa yang membuat saya tertarik untuk mengunjungi kota tersebut suatu saat nanti. Bagi saya, daya tarik Praha terletak pada kemisteriusannya, sama seperti kota-kota di belahan Eropa Timur lainnya. 10. Selandia Baru Alasan saya memasukkan Selandia Baru ke dalam daftar ini cuma satu. Gara-gara film Lord of the Rings. Setting film itu benar-benar menakjubkan. Sulit dipercaya ada tempat seindah itu di muka bumi ini. [caption id="attachment_396" align="alignnone" width="300" caption="Selandia Baru"]
[/caption] Ya....sebenarnya kalau mau disebutin semua, tempat idaman yang ingin saya kunjungi jumlahnya mungkin ratusan. Misalnya saja Danau Kelimutu, Belitong, Aceh, Toraja dan setiap tempat di sudut nusantara. Belum lagi negeri seperti Jepang, Korea, Tibet, Spanyol, Afrika Selatan, Kanada, Prancis, Laos, Qatar dan lain-lain. Semoga Tuhan berbaik hati memberikan rezeki yang lancar supaya saya berkesempatan  mengenal setiap sudut-sudut indah di muka bumi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun