/1/
Daun-daun ketapang yang gugur itu,
kamu tahu,
adalah kesedihan yang berserakan di mataku
Di pekarangan rumahku daun-daun itu terhampar
sebanyak doa-doa masa lalu yang pernah terhantar
 /2/
Bagiku kau adalah angin,
masa depan hanyalah angan,
kesedihanku laiknya daun-daun ketapang
yang berserakan
Aku butuh lebih dari sekedar seikat lidi
untuk membersihkan
Hanya tangan dan hatimu yang mampu menandaskan.
 /3/
Tapi kau adalah angin,
harapan hanyalah angan
Daun-daun ketapang terus berguguran,
semakin banyak,
semakin kesedihan di pekarangan hatiku berserak
 /4/
Maka biarlah
Biarkan waktu meninabobokan daun-daun ketapang itu
hingga terlelap.
Erka Krisna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H