Cukup mudah untuk mengolah nira yang ku hasilkan. Sederhananya, kalian hanya perlu memanfaatkan bakteri saccharomyces sereviceae untuk pengolahan dari sukrosa menjadi etanol. Tapi, aku bermimpi, bahwa niraku bisa diproduksi menjadi ethanol secara masal. Disinilah aku menaruh harap pada kalian, putra-putri bangsa, khususnya para lulusan teknik kimia, yang mampu mengolahku secara masal dan membawa keuntungan dengan proses semurah dan sesingkat-singkatnya. Kadang aku miris dengan keadaan bangsa kita, segala potensi ada, tapi nasib negara kita di tangan negara lain yang berkuasa.
        Aku sudah memberikan bukti nyata, betapa bermanfaatnya diriku untuk kemandirian energi. Sulawesi Utara, tepatnya daerah Minahasa, telah benar-benar memanfaatkanku untuk kombinasi energi dalam keseharian mereka. Banyak di antara mereka yang menyampurkan bioethanol dari pengolahan niraku dengan bensin biasa sekitar 10-15 persen, dan menghasilkan performa yang bagus dan memuaskan. Masayarakat disana juga memanfaatkan bioethanol untuk mengganti minyak tanah dalam penggunaannya sebagai bahan bakar petromax. Bahkan, belum semua teman-temanku dimanfaatkan disana. Bagaimana kalo semuanya terberdayakan?
         Aku bukanlah siapa-siapa, hanyalah secercah solusi dari masalah yang mendasari kehidupan kita semua. Maka ketahuilah, ini saatnya kita mencari, berdedikasi untuk hal yang tidak itu-itu saja. Aku memang merepotkan kalian, bangsa Indonesia. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mensistematiskan semua ini. Bukankah tidak ada pencapaian tinggi yang dicapai dengan instan? , semua butuh pengorbanan untuk mendapatkan hasil yang manis nantinya. Maka jadikanlah aku program.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H